Minggu, Juli 3, 2022
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks



  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
Home Solo dan Sekitar

Kisah Mantan TKI Asal Wonogiri di Malaysia Nyaris Dibuang di Jalanan

Tarmuji Asmara by Tarmuji Asmara
13 April 2021 | 21:22
in Solo dan Sekitar, Umum
Kisah Mantan TKI Asal Wonogiri di Malaysia Nyaris Dibuang di Jalanan

Jarno (baju kuning) disambangi anggota Komisi II DPRD Wonogiri Wawan Kristanto di rumahnya (timlo.net/tarmuji)

Share on FacebookShare on Twitter

Wonogiri — Lelaki kelahiran Dusun Cungkrung Desa Mojoreno Kecamatan Sidoharjo, Jarno (45) nyaris dibuang oleh pemilik perkebunan kelapa sawit di Kwantan, Malaysia karena mengalami cacat mata akibat kecelakaan kerja. Bahkan hidupanya terlunta-lunta. Untuk makan sehari-hari dia mengandalkan uluran tangan dari kawan sesama tenaga migran.

“Di sana pekerjaan saya meracun rumput, menjaga perkebunan membersihkan kawasan biar enak, biar sawit cepat berbuah,” ungkap Jarno saat ditemui wartawan di rumah sepupunya di Dusun Cungkrung RT 1/RW 2 Desa Mojoreno Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, Selasa (13/4).

BacaJuga

Kondisi Rumah Tahanan Imigrasi Malaysia Dinilai Buruk, 18 WNI Meninggal pada 2021

Bonceng Motor, Wanita Ini Jatuh Gegara Kepalanya Tertimpa Kelapa

Bayi Laki-laki Ini Milik Siapa?

Setiap bekerja, Jarno mengaku selalu menggunakan alat pelindung diri lengkap. Seperti masker dan kaca mata. Namun sialnya, saat kejadian dirinya lupa memakai kaca mata.

“Meracun rumput itu menggunakan alat semprot. Nah, saat itu saya nyemprot rumput bersama kawan-kawan. Kebetulan, waktu itu anginnya kencang. Kawannya saya sempat teriak, memperingatkan, tapi tiba-tiba dari arah depan datang angin bercampur racun mengenai mata saya,” bebernya.

Jarno menuturkan, usai terkena racun rumput itu ke dua matanya mengalami sakit dan pandangan kabur. Sehingga ia tak dapat berkerja. Semenjak mengalami masalah dengan kedua matanya, pemilik perkebunan tak lagi memperkerjakan dirinya. Sekitar dua tahun, ia pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Selama itu pula dirinya tidak menerima bayaran. Sehingga, untuk hidup sehari-hari, dia tergantung dengan rekan-rekan sesama pekerja sawit.

“Waktu itu awalnya digaji Rp 3 Juta. Sebenarnya itu bukan perusahaan, tapi perkebunan itu milik perorangan, lahannya sekitar 100 hektar,” paparnya.

Nyaris saja Jarno dibuang oleh bos tempat dia bekerja. Beruntung, ada salah satu teman kerja yang mau menampungnya.

“Kalau ngga ada yang ngambil mau dibuang di jalan atau dibawa ke kantor polisi. Kalau dilaporkan ke polisi, dengan kondisi mata begini, dipenjara dipukul rotan, mati aku,” kenang Jarno.

Semenjak saat itu dia menumpang di rumah kawannya. Di tempat itu, dia hidup tergantung dari kawan-kawan dan tetangganya.

Dia berangkat ke Malaysia melalui Medan. Dia pergi dari Dusun Cungkrung Desa Mojoreno sejak usia 20 tahun atau sekitar tahun 2000-an. Saat di Medan, ia hidup di rumah pamannya. Kemudian ia menikah dan memiliki empat orang anak. Sekitar tahun 2015, Jarno nekat mengadu nasib ke Negeri Jiran Malaysia. Alasannya, karena keluarganya banyak hutang.

Selama bekerja di sana, kata Jarno, hutang-hutang keluarganya dapat dilunasi. Namun sayang, Jarno diceraikan oleh istrinya. Meski perceraian itu belum resmi. Jarno pernah berkeinginan untuk pulang kampung ke Wonogiri.

“Tidak melalui pengerah tenaga kerja resmi. Saya ke Malaysia menggunakan visa pelancong. Tapi, karena jarak dengan lokasi saya berkerja itu jauh, bisa sehari, ya terpaksa ndak bisa memperbarui visa,” jelasnya.

Derita yang dialaminya, membuat hidupnya tak menentu. Bahkan dirinya mengaku sempat putus asa. Bahkan, dompet dan semua kartu identitasnya hilang. Untung saja, saat itu ditolong oleh kawan-kawannya. Mereka mencari cara bagaimana agar Jarno dapat pulang ke tanah air. Salah satunya adalah memposting kondisinya melalui media sosial.

Tak lama kabar itu diposting, ada salah satu relawan di sana yang menyambanginya. Kebetulan, Jarno masih menyimpan identitas diri (KTP) Wonogiri. KTP tersebut merupakan bukti bahwa ia saat masih tinggal di kampung halamannya.

“Alhamdulilah, saya sangat berterimakasih sekali atas kepedulian dan upaya Pemkab Wonogiri sehingga saya bisa pulang kampung,” terangnya.

Saat ditanya apakah ketika sudah sembuh penghilatannya dia akan kembali ke Malaysia? Jarno mengaku sudah kapok dan tak ingin kembali mencari nafkah di negeri tetangga.

“Kalau mata saya sudah sembuh tidak kepengin lagi ke Malaysia, mau dibayar berapapun. Sekarang saya kepengin fokus ke penyembuhan mata dulu,” tandasnya.

Editor : Wahyu Wibowo
Tags: dibuangmalaysiaTKI

Previous Post

Gegara Pandemi, Tradisi Bubur Samin di Masjid Darussalam Ditiadakan

Next Post

Selvi Ananda Blusukan ke Rumah Warga Akseptor KB, Ini Tujuannya

Tarmuji Asmara

Tarmuji Asmara

Berita Terkait

Kondisi Rumah Tahanan Imigrasi Malaysia Dinilai Buruk, 18 WNI Meninggal pada 2021

Kondisi Rumah Tahanan Imigrasi Malaysia Dinilai Buruk, 18 WNI Meninggal pada 2021

30 Juni 2022
Bonceng Motor, Wanita Ini Jatuh Gegara Kepalanya Tertimpa Kelapa

Bonceng Motor, Wanita Ini Jatuh Gegara Kepalanya Tertimpa Kelapa

27 Juni 2022

Bayi Laki-laki Ini Milik Siapa?

13 Juni 2022

Persija Kalah dari Sabah FC, Thomas Doll: Pemain Belum 100 Persen

6 Juni 2022

Puluhan TKI Ilegal yang Hendak ke Malaysia Digagalkan TNI AL

29 Mei 2022

Marc Klok: Kalau Gagal Cetak Gol, Netizen Siap Hancurkan Saya

23 Mei 2022
Next Post
Selvi Ananda Blusukan ke Rumah Warga Akseptor KB, Ini Tujuannya

Selvi Ananda Blusukan ke Rumah Warga Akseptor KB, Ini Tujuannya

Terkini

Penampakan Rajamala, Maskot ASEAN Para Games XI di Solo

Penampakan Rajamala, Maskot ASEAN Para Games XI di Solo

3 Juli 2022
Kisah Aira Didengar, Bantuan Terus Mengalir

Kisah Aira Didengar, Bantuan Terus Mengalir

3 Juli 2022
Cegah Banjir, 2.000 Vetiver Ditanam di Tanggul Sungai Kongklangan Klaten

Harga Jual Porang Terlalu Murah, Petani Karanganyar Tunda Panen

3 Juli 2022
Cara Analisa Teknikal Bitcoin, Harga Aset yang Anjlok Merupakan Siklus 4 Tahunan

Cara Analisa Teknikal Bitcoin, Harga Aset yang Anjlok Merupakan Siklus 4 Tahunan

3 Juli 2022
Anggota Komisi VI DPR Usulkan Pansus Garuda Indonesia

Tak Ada Penerbangan Luar Negeri ke Solo, Gibran sulit Datangkan Wisatawan Asing

3 Juli 2022









  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2022 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved