Solo – Tubuh penuh tato di bagian sekujur tubuh, membuat tampang Wahyudi (24) sangat gahar. Tahanan yang tersandung kasus narkotika ini, ternyata telah membulatkan tekat untuk mentas dari dunia ‘hitam’ yang membuatnya dijebloskan ke penjara. Momentum Bulan Ramadan, digunakan Wahyudi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lantunan ayat suci, terdengar indah dibacakannya.
“Saya sudah mantep (kembali belajar Alquran-red). Semoga bisa qatam sepanjang bulan puasa ini,” terang Wahyudi, saat ditemui Timlo.net di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IA Kota Solo, Senin (19/4).
Ya, bersama ratusan warga binaan lainnya Wahyudi mengikuti program Pesantren kilat. Dia merasa Ramadan kali ini sangat bermakna. Pasalnya, baru kemarin dia kembali membaca Al-Quran setelah lama tak membaca ayat-ayat dari Kitab Suci.
“Tidak ada yang sulit jika ada kemauan untuk membaca dan belajar Al-Quran. Tadi, membaca Surat Az-Zuriyat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Rutan Klas IA Kota Solo, Urip Dharma Yoga mengatakan, kalau agenda pesantren kital ini merupakan cara rutan agar para warga binaan bisa lebih memperdalam ilmu-ilmu agama.
“Insya Allah tujuan kami untuk meningkatkan akhlak dan keimanan warga binaan ini betul-betul tercapao. Untuk peserta tidak semua, kita pilih 100 warga binaan yang menurut tim kerohanian, dinilai bisa mengikuti proses pesantren kilat secara serius. Untuk sesinya kita bagi dua gelombang. Minggu ini 50 orang, minggu depan 50 orang,” kata Urip.
Sejumlah program yang telah disusun, yakni one day one juz, tadarus malam, salat tarawih berjamaah, ceramah dari pemuka agama dan giat lainnya.
“Salama jalannya pesantren kilat akan kita nilai, 10 peserta dengan nilai tertinggi akan mendapat reward. Reward ini berupa sesuatu hal yang selama ini mereka nanti-nantikan,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo