Timlo.net — Kapal selam KRI Nanggala 402 resmi dinyatakan tenggelam di perairan Bali. Kepolisian mengerahkan kekuatan terbaik yang dipunyai untuk membantu evakuasi Nanggala 402.
Korps Bhayangkara mendirikan dua posko untuk membantu TNI Angkatan Laut (AL). Hal itu sebagai salah satu bentuk sinergitas TNI-Polri dalam peristiwa tersebut.
“Ada dua posko SAR Polri yang didirikan, pertama di Celukan Bawang Kabupaten Buleleng dan kedua Pelabuhan Banyuwangi,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jakarta, Minggu (25/4), sebagaimana dilansir dari laman humas.polri.go.id.
Kapolri mengungkapkan, sebanyak 331 personel kepolisian dengan rincian 265 jajaran Polda Jawa Timur dan 66 prajurit dari Polda Bali. Adapun para personel yang dikerahkan itu nantinya bakal menjalankan tugasnya sebagaimana terkait upaya evakuasi.
“Personel tersebut berisi, tim DVI, Brimob, Polair, Polres, tim Trauma Healing,” ujar Kapolri.
Disisi lain, eks Kabareskrim itu mengungkap bahwa, dua awak KRI Nanggala itu ternyata masih bagian dari keluarga besar Polri. Yakni, Letkol Laut (P) Heri Octavian adalah putra dari seorang Purnawirawan Kompol Imron Haki.
Kemudian, Letda Rhesa Tri Utomo S.Tr (Han) adalah adik sepupu dari AKP Maria SN Manafe yang beralamat di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebab itu, Polri bakal memberikan bantuan kepada mereka.
“Polri akan memberikan dikungan baik moril atau materil kepada keluarga awak kapal selam Nanggala 402,” ucap Kapolri.
Tak lupa, eks Kapolda Banten ini menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala tersebut.
“Keluaga besar Polri dan saya selalu pimpinan Polri menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya para prajurit terbaik KRI Nanggala 402,” tandas Kapolri.
Sumber: humas polri
Editor : Wahyu Wibowo