Solo – Pemkot Solo meminta pengelola Asrama Haji Donohudan agar memisahkan pasien OTG asal Solo dengan pasien asal Kudus. Hal ini untuk menghindari penularan varian baru COVID-19 B1617 India (Delta) yang ditemukan di Kudus.
“Pemkot sudah berkoordinasi dengan pengelola Asrama Haji Donohudan untuk memisahkan tempat karantina warga Soloraya dengan warga Kudus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Solo Siti Wahyuningsih, Senin (14/6).
Hasil koordinasi tersebut, lanjut dia, pengelola sudah memasang batas pemisah. Untuk kegiatan di luar kamar juga dipisahkan.
“Sudah diblok, termasuk kegiatan selama di sana juga dipisah. Ini upaya untuk mencegah, segala upaya kami lakukan,” ucap dia.
Ning mengatakan fasilitas isolasi di Asrama Haji Donohudan bisa menampung 872 pasien dan saat ini sudah ada 600 orang yang menjalani karantina di sana. Dengan kondisi itu harus disiapkan lokasi karantina terpusat baru.
“Kita siapkan lokasi karantina baru karena Donohudan hampir dipenuhi pasien OTG asal Kudus,” kata dia.
Ia tidak menyetujui ada pasien OTG melakukan karantina di rumah. Hal itu justru akan menimbulkan klaster keluarga.
“Masyarakat kita merasa tidak bergejala terus ngeluyur. Jangan sampai menulari orang lain,” ucap dia.
Editor : Dhefi Nugroho