Wonogiri — Pemerintah Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri melalui tim TP-PKK setempat menggelar even interaktif lomba mewarnai dan lomba karya puisi bertema ‘Sayang Ibu’. Even bertajuk ‘ Menyiapkan Generasi Penerus Yang Berbakti Pada Orangtua Dan Ibu Pertiwi’ yang digelar di balai desa tersebut diikuti ratusan pelajar TK, SD dan SMP.
“Lomba ini diikuti sekitar 200 anak-anak khususnya pelajar kami. Sengaja kami gelar bersamaan dengan momen Hari Ibu. Tapi garis besarnya kegiatan ini adalah untuk mengisi liburan anak-anak sekolah dengan hal-hal yang positif, dimana ternyata tanpa adanya teknologi komunikasi atau smartphone kita bisa berbagi dan sedikit mungkin kita mengudakasi agar generasi milenial ini tidak terjerumus dalam hal negatif akibat maraknya kecanggihan smartphone yang menawarkan berbagai aplikasi, baik game ataupun aplikasi lainnya,” papar Kepala Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Nunik Sugiarti kepada wartawan, Kamis (20/12).
Menurut dia, pengaruh teknologi komunikasi sangat kentara dewasa ini. Sehingga tak hanya orangtua saja, namun diperlukan peran serta elemen masyarakat untuk edukasi agar generasi milenial tidak terjerumus dalam hal-hal negatif dalam penggunaan smartphone.
“Kalau pas libur, di emper Balai Desa ini dapat dijumpai, tidak siang tidak malam, selalu dipenuhi anak-anak muda dari berbagai usia. Mereka berburu wifi dan berselancar di dunia maya (internet). Mereka diam tak berbicara, jari-jari mereka sibuk dengan handphone-nya. Nah, kondisi inilah yang menjadi keprihatinan kita, dimana teknologi komunikasi telah menjajah generasi penerus kita,” terangnya.
Diakui, kemajuan teknologi dapat membawa dua efek, negatif dan positif. Maka agar anak-anak tidak terpapar dampak negatif teknologi perlu upaya masif terarah dan terstruktur. Maka, kata dia, sehingga dengan adanya bentuk kegiatan perlombaan yang diinisiasi TP-PKK desa setempat setidaknya mampu mengudakasi generasi mileneal agar lebih berbakti terhadap orang tua maupun Ibu Pertiwi.
“Yang saya lihat selama ini, khususnya di desa kami, yang notabene memiliki jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 2015 KK dan 6600 jiwa, hampir 60 persennya merantau. Kebanyakan anak-anak ini tinggal di kampung dengan kakek neneknya. Secara ekonomi mereka ini mampu, tapi secara pendidikan mereka kurang terarah, maka kondisi ini perlu peran serta elemen masyarakat agar tercipta generasi milenial yang soleh dan berbakti,” bebernya.
Tokoh masyarakat setempat, Margono menambahkan, pengaruh kemajuan teknologi saat ini tidak dapat dibendung lagi. Sehingga perlu upaya untuk melindungi generasi muda dari dampak buruk akibat kecanggihan teknologi khususnya HP.
“Menurut hemat kami mulai saat ini kita perlu menyiapkan generasi milenial penerus bangsa yang. Kita perlu investasi SDM agar apa, agar kedepan generasi yang kita siapkan ini benar-benar generasi yang memiliki cerdas, dan bukan generasi malas yang bergantung dengan teknologi saja,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko