Solo — Polresta Solo sementara melarang kegiatan tirakatan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Ini dilakukan, agar tidak ada aktivitas berkerumun yang mengakibatkan penyebaran Covid-19.
“Yang perlu diperhatikan kita masih dalam situasi pandemi, dan varian delta sudah masuk ke Kota Solo. Itu yang kita hindari, karena varian ini sangat mudah dalam penularannya. Jangan sampai niat kita untuk mengenang jasa pahlawan, malah menjadi klaster baru. Kita sudah sama-sama berjuang dalam menekan laju penyebaran Covid di Kota Solo,” terang Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjutak, Senin (2/8).
Tidak hanya malam tirakatan saja yang dilarang pihak kepolisian, namun juga kegiatan lain seperti upacara ditempat terbuka, serta perlombaan guna menyemarakan hari kemerdekaan.
“Untuk Kota Solo sendiri, kita belum tahu persis seperti apa bentuk perayaannya. Kemungkinan kita laksanakan secara virtual,” tuturnya.
Meski begitu, diharapkan nilai-nilai nasionalisme dari masyarakat untuk tidak luntur.
“Tetap kita hayati nilai-nilai perjuangan para pahlawan. Tanpa mereka kita tidak bisa merdeka seperti sekarang. Jadi yang berubah hanya tatacaranya, makna peringatannya tetap sama,” kata Ade.
Disinggung mengenai warga yang masih nekat, menggelar rangkaian peringatan 17 Agustus dengan mengumpulkan massa, pihaknya akan menggerakkan para Bhabinkamtibmas.
“Nanti mereka akan berkoordinasi dengan ketua RT dan RW Setempat soal imbauan ini. Kemudian pada saat malam peringatan kita juga akan berpatroli keliling kampung untuk mencegah apabila masih ada kampung yang melakukan malam tirakatan. Perayaan tetap boleh, tapi secara virtual,” katanya.
Editor : Dhefi Nugroho