Timlo.net – Hujan abu tipis mengguyur 19 desa pada 7 kecamatan di Kabupaten Magelang, akibat erupsi awan panas guguran (APG) Gunung Merapi pada Selasa (10/8) malam. Peristiwa pada pukul 20.27 WIB itu, APG meluncur ke arah barat daya dengan jarak luncur 2.500 meter.
Hasil olah data sementara Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran tersebut terekam di seismogram dengan aplitudo 55 milimeter dengan durasi 157 detik.
19 Desa tersebut meliputi Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Desa Ketep dan Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan, Desa Pakis, Desa Gejagan, Desa Rejosari, Desa Banyusidi, Desa Ketundan, Desa Petung dan Desa Daleman Kidul di Kecamatan Pakis, Desa Pucungsari, Desa Pesidi dan Desa Lebak di Kecamatan Grabag, Desa Kaliurang di Kecamatan Srumbung, Desa Kebonagung di Kecamatan Tegalrejo, Desa Karangkajen, Desa Donorejo dan Desa Krincing di Kecamatan Secang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono menjelaskan, perkembangan asesmen di lapangan, terjadinya hujan abu vulkanik juga dipengaruhi oleh faktor angin.
“Luncuran awan berdampak pada hujan abu karena terbawa angin dan menyebar di berbagai desa,” jelas Edi, sebagaimana diberitakan di laman bnpb.go.id.
Edi juga melaporkan, kondisi secara umum masih dalam keadaan aman dan terkendali. Pihaknya juga terus bersiaga selama 24 jam dan melakukan koordinasi bersama BPPTKG serta lintas unsur terkait untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Sementara untuk mengantisipasi dampak kesehatan akibat pengaruh abu vulkanik Gunung Merapi, pihaknya telah membagikan masker kepada warga sejak Minggu (8/8). Masker tersebut diberikan langsung kepada warga yang terdampak di wilayah Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Dukun.
Berdasarkan hasil koordinasi antara BPBD Kabupaten Magelang dan BPPTKG, status Gunung Merapi hingga saat ini masih berada dalam level III atau ‘Siaga’ dan belum ada rekomendasi untuk warga agar mengungsi ke tempat yang lebih aman. Akan tetapi, warga tetap diminta untuk selalu waspada dan selalu memantau informasi aktivitas Gunung Merapi dari pihak-pihak berwenang.
“Pastikan agar mencari sumber informasi yang akurat dan jangan mudah percaya dengan kabar yang belum jelas kepastiannya. Tetap tenang dan waspada dengan tetap jalankan prokes dengan baik. Jangan beraktivitas di luar jika tidak mendesak,” tandas Edi.
Sebelumnya, erupsi juga terjadi pada Minggu (8/8). Saat itu awan panas guguran yang meluncur hingga 3.000 meter ke arah barat daya. Beberapa kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter juga terpantau menuju ke arah yang sama.
Sumber: bnpb
Editor : Wahyu Wibowo