Solo – Kegiatan aksi dalam rangka memeperingati 16 Hari Antikekerasan sedunia terhadap perempuan yang digelar di Pendopo Sriwedari Surakarta, diwarnai dengan pembacaan puisi dan yel oleh para peserta aksi (10/12).
Ada 6 organisasi masyarakat yang ikut serta dalam aksi ini seperti ; WKRI, PKK Kota, SPEKHAM, Kel. Joyontakan, YKPS, dan Perwakilan dari RS. Dr. Oen. Mereka secara bergantian membacakan puisi ataupun menggelorakan yel-yel sebelum bertolak menuju Balaikota Surakarta. Berbagai yel-yel yang disadur dari lagu yang sering didengar oleh masyarakat seperti “Tak Gendong” dari Mbah Surip diganti liriknya dengan kalimat-kalimat yang memprotes terhadap segala bentuk kekerasan terhadap perempuan khususnya.
Saat pembacaan puisi dilengkapi pula oleh aksi teatrikal berupa seseorang yang dianiaya atau mendapatkan bentuk kekerasan. Aksi bernyanyi dengan diiringi musik juga ditampilkan. Beberapa diantara mereka mengungkapkan bentuk protes terhadap pemerintah yang selalu membiarkan kasus-kasus tindak kekerasan mengharapkan ada penanganan dari pemerintah.
Seperti yang sampaikan oleh Widdi, selaku kepala Badan Perlindungan Terhadap Perempuan Kota Surakarta yang juga memimpin aksi ini berharap, “segala masalah ataupun kasus yang berbentuk tindakan kekerasan terutama terhadap perempuan di Kota Solo ini dpat terhapuskan”.
Aksi ini merupakan bentuk kepedulian dan keberlanjutan peringatan Hari Anti Kekerasan sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 November.