Solo — Kasus pemerasan pejabat di kalangan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus didalami Satreskrim. Pengembangan kasus tersebut, aparat telah memeriksa AN yang tak lain adik tersangka Andri Supriyanto.
“Karena rekening milik adik pelaku ini yang dijadikan pelaku untuk menerima uang dari para korbam pemerasan dari para korban,” terang Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Djohan Andika, Minggu (5/9).
Dikatakan, pihaknya ingin mendalami apakah adik tersangka mengetahui jika rekening miliknya digunakan untuk kejahatan pemerasan. Jika mengetahui, atau bahkan menerima persenan dari hasil transferan tersebut maka akan dikenakan jerat hukum.
“Oleh karena itu saat ini sedang kami selidiki, apakah adiknya ini tahu itu asal muasal dari uang tersebut masih kita dalami,” jelasnya.
Tak sampai di situ, dari hasil pengembangan yang dilakukan korban tidak hanya berasal dari Kota Solo saja. Melainkan dari luar daerah Solo juga menjadi sasaran tersangka.
“Memang informasinya ada juga korban dari luar Solo. Namun mereka belum ada yang laporan ke kami. Jadi kami fokus dulu laporan korban TM,” ungkap Djohan.
Sejauh ini, lanjutnya, tiga korban yaitu TM, TL dan HW yang semuanya pejabat di kalangan Pemkot Solo telah menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Mereka siap kembali diperiksa pihak yang berwajib bila dibutuhkan.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, modus yang dilakukan pelaku bermacam-macam. Ada yang memeras, kemudian berpura-pura meminjam uang, hingga meminta sumbangan yang semata-mata untuk keperluan pribadinya,” katanya.
Seperti diketahui, kasus ini terungkap saat salah seorang pejabat di kalangan Pemkot Solo berinisial TS melaporkan diri kalau merasa diperas oleh seseorang yang mengatasnamakan Edi asal Pucangsawit. Dari TS, pelaku Andri Supriyanto alias Edi berhasil melakukan pemerasan sebanyak lima kali, dari bulan Juli hingga Agustus. Total yang diperas sekitar Rp 60 juta.
Guna melancarkan niatnya, pelaku mengaku-aku sebagai orang dekat sosok tokoh di Kawasan Pucang Sawit. Dari tangan pelaku, pihak kepolisian disita sebuah Handphone yang digunakan untuk melakukan aksi pemerasan, buku rekening yang berisi uang sisa aksi pemerasan, serta satu unit kendaraan roda dua.
Editor : Dhefi Nugroho