Boyolali — Upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 dengan percepatan program vaksinasi terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Salah satunya seperti yang dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) dengan menggelar vaksinasi massal untuk para pelaku usaha pariwisata, Rabu (22/9) di aula komplek perkantoran terpadu Alun-alun Lor Boyolali.
Ditemui di sela kegiatan, Kepala Disporapar Kabupaten Boyolali Supana menjelaskan, target vaksinasi kali ini adalah pengelola obyek pariwisata, pedagang yang ada di obyek pariwisata, pengelola hotel, pemandu lagu serta terapis pijat.
“Semua yang ada di sektor wisata kita undang, kita pastikan semua sudah tervaksin pada hari ini.” ujarnya –seperti dilansir laman boyolali.go.id.
Dari target 400 orang yang akan mengikuti vaksinasi dosis pertama menggunakan Sinovac pada hari ini, hanya 165 yang hadir, dikarenakan sebagian sudah divaksin di wilayah tempat tinggal masing-masing. Supana mengatakan, vaksinasi tersebut bertujuan untuk mengantisipasi jika nanti Kabupaten Boyolali sudah memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, maka obyek pariwisata sudah bisa dibuka.
“Maka ketika kita buka, semuanya sudah dalam kondisi fit dan sudah tervaksin,” katanya.
Sementara itu, Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Boyolali, Dwi Hidradoko mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Pemkab Boyolali atas terselenggaranya vaksinasi untuk para pelaku wisata di Kota Susu ini.
“Terimakasih sekali, untuk Disporapar yang sudah mendukung dan memfasilitasi vaksinisasi ini, supaya kita sebagai pengelola hotel, baik karyawan dan semua anggota masuk vaksinasi semua.” ungkapnya.
Disinggung mengenai kesiapan jika nanti obyek wisata dibuka pada PPKM Level 2, Dwi mengaku perhotelan di Boyolali sudah siap dengan penerapan protokol kesehatan. Pihaknya berharap kedepannya akan semakin baik dan okupansi akan naik, karena selama pandemi okupansi hotel mengalami penurunan sebanyak 70 persen.
“Dengan vaksin harapannya ya kita semua baik di perhotelan, kita yang di PHRI semua bisa dibuka selebar-lebarnya usaha kita, jadi tidak ada batasan, seperti yang dulu.” harapnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko