Wonogiri — Bagi sebagian orang, larva tawon baluh atau tawon vespa dianggap menjijikkan. Tapi, kuliner ekstrem yang kabarnya kaya protein itu justru banyak digemari sebagian masyarakat di Wonogiri.
“Biasanya saya goreng, bisa juga dibotok. Untuk lauk makan, gurih rasanya,” tutur Heru, warga Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Kamis(7/10)
Sudah bertahun-tahun Heru mengaku menjadi penikmat larva tawon vespa tersebut. Bahkan, istri dan keduanya anaknya juga menyukai kuliner ekstrem ini. Larva yang sudah digoreng itu, kata Heru, paling cocok dipadukan dengan sambal bawang dan nasi hangat.
“Paling enak itu yang masih berwujud larva, tapi kalau sudah jadi tawon rasanya agak kasar dan ada rasa pahitnya,” ujarnya.
Meski begitu, tutur dia, tidak saban hari dapat menemui kuliner ini. Sebab, tidak mudah menemukan sarang tawon vespa. Jika menemukan sarangnya, tidak sembarang orang berani memetiknya. Karena sarang tawon vespa kebanyakan berukuran jumbo. Selain itu, sengatan indukan tawon vespa terkenal mematikan.
“Kalau sarangnya sudah besar, sebesar helm itu larvanya pasti banyak. Tapi waktu memetiknya juga harus hati-hati, dan yang jelas harus sudah pengalaman. Kalau ndak, ya bahaya. Maka waktu paling tepat metik sarang tawon ini harus malam hari,” kilahnya.
Dikatakan, kabarnya olahan larva tawon vespa ini kaya kandungan protein. Disisi lain, ada juga sebagian orang yang mengalami biduran usai menyantap olahan larva tawon.
Sementara itu, Kepala Instalasi Gizi RSUD Sudiran Mangun Soemarso Wonogiri. Pratiwi Yusuf menambahkan, larva tawon memang tinggi protein. Namun begitu, hingga saat ini belum diketahui secara pasti berapa kadar proteinnya. Ia juga mengatakan, ada sejumlah manfaat baik dari larva tersebut.
Pratiwi menyebut, dimana zat yang terkandung di dalam larva dapat menjaga pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, mengangkut zat gizi, pembentukan antibodi, memelihara netralitas tubuh dan mengatur keseimbangan air.
“Kalau yang bersumber hewani, beberapa orang bisa bersifat alergen. Terutama bagi mereka yang baru pertama kali mengonsumsinya. Sementara mereka yang aman adalah orang yang sudah berulangkali mengonsumsinya,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko