Solo – Tanggung jawab pendidikan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) sesungguhnya terletak di pundak orangtua. Dalam rilis yang diterima Timlo.net, Humas Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus, Imam subkhan menjelaskan, guru-guru, psikolog, terapis, dokter, dan tenaga pendamping khusus berperan hanya membantu orangtua mengenai perkembangan anak.
Hal tersebut juga disampaikan Mr Fred Vrugteveen, konsultan pendidikan anak autis dari Belanda, sebagai salah satu narasumber dalam acara Talkshow dengan tema “Kerjasama Efektif Orangtua dan Sekolah Menuju Keberhasilan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”, Sabtu (26/11) di Aula SD Al Firdaus Solo. Menurut Fred, semua pihak, mulai dari orangtua, guru, para ahli terapi, dan masyarakat harus bisa menjalin sinergitas yang baik dalam menangani ABK. Sehingga ada kesamaan persepsi dan visi yang sama tentang arah pendidikan ABK ke depannya.
Oleh karena itu, diperlukan media komunikasi yang efektif antara orangtua dengan pihak sekolah, seperti program kunjungan rumah, buku harian tentang perkembangan anak, serta forum-forum pertemuan baik secara formal maupun informal.
Acara yang diikuti 150-an peserta, dari unsur guru dan orangtua ini juga menghadirkan narasumber lain yang merupakan orangtua dari ABK, Dra Bekti Pratiwi AMd TW. Bekti mengungkapkan, sedari awal orangtua harus menyadari dan memahami tentang kekurangan anaknya. Diharapkan orangtua tidak minder, tetapi justru menjadikan tantangan untuk bisa melejitkan potensi yang dimiliki anak.
Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk lebih mempererat kerjasama pendidikan antara orangtua dengan sekolah. Sebagaimana diketahui, SD Al Firdaus merupakan sekolah inklusi percontohan yang juga mengelola ABK, baik yang kurang maupun anak cerdas dan bakat istimewa.