Solo – Berbagai cara dilakukan untuk meraih simpati rakyat dalam kontestasi Politik yang bakal dihelat pada 17 April 2019 mendatang. Mulai dari aksi sosial, sosialisasi dari pintu ke pintu, safari politik dan masih banyak yang lain. Tak terkecuali bagi caleg Partai Perindo, KRAT Henry Indraguna yang melakukan silaturahmi ke sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V.
“Kenapa saya memilih bersilaturahmi ke tokoh agama dan masyarakat, karena saya ingin memurnikan niat. Jika terpilih, saya ingin melayani rakyat. Sebab kalau mau sugih (kaya-red), jangan jadi dewan. Tetapi jadi pengusaha. Sebab kalau motivasi menjadi dewan hanya karena ingin kaya, pasti dia akan melakukan korupsi,” kata Henry saat ditemui wartawan , Jumat (28/12) malam.
Dalam beberapa agendanya di kawasan Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Kota Solo, Henry menuturkan pengalamannya saat mengunjungi Majelis Mujahadah “Darul Khoirot” di Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
Disana, dia disambut hangat oleh Pimpinan bersama jamaah Majelis yang saat itu sedang melaksanakan mujahadahan (berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syari’at Islam-red).
Dalam kunjungannya tersebut, Henry diberi pesan oleh Pimpinan Majelis Mujahadah Darul Khoirot, H Budi Santosa untuk memiliki sikap yang ngalah, ngasor, dan mbodo. Artinya, dalam berperilaku tidak boleh menang sendiri, rendah hari dan tidak merasa sok paling pandai.
“Bagi saya, ini merupakan pesan yang sangat mendalam sekali. Hanya beberapa kata, namun ini sangat berkesan,” ujar pria yang juga sebagai Bendahara Umum Kongres Advokat Indonesia (KAI) itu.
Di tahun Politik yang banyak sekali bertebaran para caleg pengobral janji, Henry berpesan kepada masyarakat memilih calon wakil rakyat yang betul-betul ingin melayani rakyat. Calon wakil rakyat yang mau mendengarkan keluhan dan aspirasi rakyat.
“Pilihlah caleg yang benar-benar mengerti dan mendengarkan keluhan aspirasi rakyat. Yang mengerti kondisi rakyat dan mau memperjuangkan nasib mereka,” kata Henry.
Editor : Wahyu Wibowo