Solo – Peran satgas antimafia bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mulai bekerja dengan efektif. Yakni dengan sudah meringkus sejumlah tokoh PSSI dalam waktu dua hari terakhir. Nama Johar Lin Eng sebagai Ketua Asprov PSSI Jateng, ditangkap pertama kali oleh anggota kepolisian pada, Kamis (27/12) lalu.
Lalu disusul nama Priyono (komisi wasit PSSI Jateng), dan Anik Yuni Kartika Sari (wasit futsal Jateng). Hanya 24 jam berselang, giliran anggota Komdis PSSI pusat yakni Dwi Irianto atau yang dikenal dengan Mbah Putih turut ditangkap di Yogyakarta, Jumat (28/12) kemarin.
Walikota Solo yang cukup familiar dengan sepak bola Indonesia, FX Hadi Rudyatmo berpendapat bahwa kinerja satgas anti-mafia bola mulai bertugas dengan baik. Menurut orang nomor satu di Kota Bengawan ini, kasus demi kasus mafia bola memang harus dikikis dahulu jika mau melihat sepak bola Indonesia berprestasi.
“Satgas antimafia bola mulai bekerja dengan bagus dan harus ditingkatkan lagi kalau mau sepak bola maju. Penyidikan harus berantai di banyak pihak. Kalau perlu sampai ke perangkat pertandingan, pengurus klub, pemain, dan orang-orang di PSSI harus diusut tuntas kalau memang ada indikasi,” terang pria yang akrab disapa Rudy saat dihubungi Timlo.net, Sabtu (29/12).
Pria yang pernah menjadi anggota Komite Normalisasi PSSI di KLB tahun 2011 ini juga mengaku tak terkejut nama seperti Johar Lin Eng dan Dwi Irianto tersangkut kasus praktik kotor sepak bola Indonesia. Padahal keduanya memiliki jabatan strategis di lingkungan PSSI.
“Sebagai orang yang peduli dengan olahraga Indonesia, saya sangat setuju dibentuknya satgas itu. Pelaku yang terbukti harus dihukum seberat-beratnya. Persis Solo pernah ikut dikerjain wasit habis-habisan sama Pak Johar waktu saya masih ikut mengurusi,” tukas Rudyatmo.