Timlo.net – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengalami cedera pada Kamis (13/12) lalu. Dia harus memakai kursi roda dalam menjalankan aktivitasnya.
Saat itu Risma turun ke Jalan HR Muhammad mengatur lalu lintas di tengah menangani genangan yang muncul di jalan utama tersebut. Tak disangka, Risma keseleo.
Setelah diperiksakan, hasil magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan adanya robekan otot tendon achilles di kedua kakinya yang berdiameter 6-7 cm. Namun kabar tentang cedera Risma yang konon hingga membuatnya pingsan itu terlanjur viral.
Namun pemkot buru-buru menepis kabar itu. Humas mengklarifikasi bahwa wali kota perempuan pertama di Surabaya itu tidak pingsan. Melainkan kakinya keseleo dan harus dipapah ke dalam mobilnya usai mengatur lalu lintas.
Oleh dokter, Risma disarankan agar tidak beraktivitas dahulu untuk memulihkan kondisinya. Hingga di hari Selasa (18/12) malam, Jalan Gubeng ambles akibat proyek basemen di samping RS Siloam.
Pada awal-awal amblesnya Jalan Gubeng, Risma tidak tampak sekalipun mengunjungi lokasi. Namun pada Kamis (20/12) pagi, masyarakat dikejutkan dengan kehadiran wali kota 2 periode tersebut yang memakai kursi roda.
Sejak saat itu, nenek satu cucu ini tak pernah absen menyambangi lokasi recovery Jalan Gubeng, pagi maupun sore, hujan maupun terang. Bahkan di hari pertama, Risma langsung ‘beraksi’ dengan mengatur dump truk yang terparkir semrawut di sekitar lokasi amblesnya jalan.
Hingga Jalan Gubeng dibuka kembali, Kamis (27/12) lalu, Risma juga masih terlihat melakukan pemantauan, baik secara langsung maupun melalui drone. Total Risma sudah berkursi roda 10 hari sejak 20 Desember 2018.
Meski harus duduk di kursi roda, namun tidak membuat Risma patah semangat. Dia terus memantau dan memberikan instruksi recovery Jalan Gubeng yang ambles akibat proyek basemen RS Siloam.
Lalu bagaimana kondisi Risma saat ini? Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser memastikan Risma hanya keseleo. Selebihnya kondisi Risma baik-baik saja. Hanya saja ia masih merasakan sakit saat berjalan agak jauh.
“Buat jalan pelan-pelan di jalan yang leter (datar) masih bisa. Tapi kalau jalan udah nanjak beliau masih merasakan sakit,” kata Fikser, Sabtu (29/12/2018).
Fikser menambahkan, selama masa pemulihan, Risma hanya mendapatkan terapi di kediamannya.
“Pemulihan dan pengobatan hanya terapi alternatif saja dan pijat tradisional saja. Tidak sampai pemeriksaan ke rumah sakit lagi,” terang Fikser.
Tak hanya memantau recovery jalan, di acara-acara tertentu, Risma berupaya hadir dengan kursi rodanya. Semisal pada hari Rabu (26/12) lalu, pemkot mengadakan acara doa bersama untuk keselamatan Indonesia, khususnya Surabaya.
Dalam kesempatan itu, alumnus ITS itu juga terlihat naik-turun tangga Balai Kota dengan memakai lift kursi untuk penyandang difabel yang sudah terpasang sejak bulan Agustus 2016.
“Kita belum mengetahui apakah kondisi kaki ibu semakin membaik atau belum. Tapi yang pasti kalau turun lapangan memang harus tetap siapkan kursi,” tutup Fikser.
Editor : Dhefi Nugroho