Wonogiri – Penyandang disabilitas (autisme) asal Dusun Jelok RT 3/RW 2 Desa Sumberejo, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Aji Saka (13) memiliki kemampuan dalam matematika. Mulai dari soal perkalian hingga pembagian mampu dijawab tanpa alat bantu hitung.
“Awalnya keluarga tidak menyangka kalau adik saya itu punya kemampuan dalam hal matematika,” ungkap Fasih Syahari, kakak kandung Aji Saka saat dikonfirmasi awak media, Senin (13/12).
Belum lama ini, saat peringatan Hari Disabilitas Indonesia (HDI) di Pendapa Rumdin Bupati, Aji Saka sempat tampil di hadapan hadirin. Bahkan, waktu itu Wakil Bupati Wonogiri Setya Sukarno berkenan langsung memberikan pertanyaan matematika.
Menurut dia, pertanyaan perkalian hingga pembagian dua digit dijawab dengan benar dan cepat tanpa bantuan alat hitung alias kalkulator.
“Adik saya ini punya kebiasan unik. Main HP ya main seperti anak kebanyakan. Sekarang malah sering pegang kalkulator, tapi kalau saya lihat dia itu tidak menghafalkan perkalian dan pembagian. Wong setiap diberi pertanyaan itu soalnya kan acak,” bebernya.
Fasih mengatakan, Aji Saka saat ini duduk di bangku kelas VI SLB Al-Ishlah Jatisrono. Bakat yang dimiliki adiknya tersebut terlihat sejak dirinya masuk sekolah dasar (SD).
“Keluarga kami tidak menyangka, Aji Saka punya keahlian menonjol dibidang matematika. Saya awalnya tahu itu saat sedang mengajari PR matematika. Adik saya minta untuk menghitung dengan kalkulator, tapi tidak mau,” bebernya.
Aji Saka kata Fasih, setiap pertanyaan perkalian hingga ratusan dengan puluhan bisa dijawab dengan benar. Sementara itu, pembagian angka ribuan dibagi dengan puluhan juga bisa.
Ibu kandung Aji Saka yakni Nur Saida (46) mengaku mengetahui kemampuan anaknya yang luar biasa itu dari gurunya. Dimana waktu itu ia melihat Aji Saka melibas semua pertanyaan matematika dengan cepat dalam tayangan video.
Menurutnya, kemampuan dalam hal matematika itu terlihat sejak Aji Saka masuk SD. Dia juga menyebut jika kemana-mana anaknya selalu membawa kalkulator. Hal Itu dilakukan sejak awal pandemi. Kemungkinan hal itu dilakukan sang anak jenuh karena tidak bisa berinteraksi dengan teman sekolahnya.
Ditambahkan, Aji Saka sempat menjalani terapi bicara beberapa kali. Akan tetapi, dari sana terlihat menonjol pada matematikanya. Pihaknya sangat mendukung penuh potensi yang dimiliki anaknya.
“Kalau selama ini alami ya, tidak dipaksa, mengalir saja. Yang jelas saya sangat bersyukur anak saya pandai luar biasa,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho