Timlo.net – Volume kubah lava di puncak Gunung Merapi terus bertumbuh. Bahkan berdasarkan pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kini sudah mencapai jutaan meter kubik. Meski demikian, jika terjadi runtuh secara masif belum akan membahayakan pemukiman warga.
Dilansir dari laman suara.com, BPPTKG terus melakukan pemantauan memanfaatkan pesawat tanpa awak (drone) dan kamera CCTV yang terpasang di sejumlah titik.
“Iya seperti yang diketahui sampai sekarang Merapi masih erupsi. Maka kita terus lakukan pemantauan, terlebih kubah lava juga kita anggap serius. Pertumbuhannya atau perkembangan volumenya terus dipantau termasuk juga kestabilannya,” kata Kasi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso, Selasa (14/12).
Saat ini, pihaknya juga sudah membuat permodelan terkait pertumbuhan kubah lava Merapi. Sebagai upaya perhitungan jarak luncur material jika sewaktu-waktu kubah lava itu runtuh.
Berdasarkan permodelan yang telah dibuat, Agus memastikan bahwa jarak luncur material dua kubah lava Merapi yang berada di sektor barat daya dan tengah jika memang runtuh secara masif belum akan membahayakan pemukiman.
“Berdasarkan permodelan yang telah dilakukan dan masih dipantau terus, kalau runtuh secara semua atau masif maksimal jaraknya mencapai 5 kilometer. Setiap kejadian yang mungkin terjadi itu kita coba skenariokan,” ungkapnya.
Sejauh ini pemantauan kubah lava itu dilakukan dengan menggunakan metode penerbangan drone untuk melihat secara visual, ditambah dengan kamera yang sudah dipasang di 34 titik yang ada.
“Sampai sekarang (kubah lava) masih stabil belum ada tanda-tanda. Cuma seperti itu kan kaya tanah longsor itu kan bisa tiba-tiba runtuh tanpa menunjukkan indikasi. Tapi kalau misalnya runtuh secara masif itu kemungkinan tidak menjangkau pemukiman,” tuturnya.
Ia menjelaskan ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kestabilan kubah lava itu. Tidak hanya dari volume semata tapi juga dari sifat magma yang ada, tekanan dari dalam dudukannya hingga faktor cuaca misalnya hujan.
“Adanya hujan yang beberapa kali terjadi sekarang kalau berdasarkan analisis kami dari drone yang diterbangkan rutin terpantau masih stabil,” ucapnya.
Diketahui bahwa volume dua kubah lava Gunung Merapi masih terus bertumbuh. Paling baru volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.629.000 meter kubik, sedangkan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya,” ujar Hanik.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Sumber: suara
Editor : Wahyu Wibowo