Solo — Jangan membayangkan para bermain ketoprak berpenghasilan besar meski dulunya seniman senior yang mumpuni. Mereka hanya mengantongi Rp 25.000 sekali manggung di pentas Ketoprak Balekambang, Solo. Pemain Ketoprak Balekambang hanya bermain empat kali dalam sebulan.
“Setiap malam Minggu. Artinya para pemain memperoleh honor bermain Rp 100 ribu setiap bulan. Secara pribadi saya sangat menghargai dedikasi dan kepedulian para pemain tetap bermain, meski memperoleh honor tidak banyak,” kata Sumeh, Kepala UPTD Balekambang, Rabu (19/12) di kantornya.
Paling-paling para pemain memperoleh tambahan, ujar Sumeh, saat mereka mendapat tanggapan di luar jadwal main di Balekambang. Itupun kalau Bulan Puasa jarang memperoleh tanggapan dari luar.
“Apalagi kalau jumlah penonton Ketoprak Balekambang tidak banyak. Paling banter 40 orang. Itupun mengandalkan lakon yang akan dimainkan. Tidak bisa mengandalkan pemasukan dari tiket,” ujar dia,
“Makanya kami menyambut baik keinginan anggota dewan berpentas ketoprak. Syukur menaikkan budget di APBD tahun berikutnya, buat para pemain ketoprak,” pintanya.
Ditemui usai latihan di gedung kesenian Balekambang, Koordinator Paguyuban Seniman Muda Solo, Tatag Prihantoro mengaku tidak mempermasalahkan honor manggung kecil. Hanya saja kalau ngepasi banyak tanggapan main di luar jadwal di Balekambang.
“Kebanyakan sih pada diam. Bukan apa-apa juga sih, namanya juga seniman. Apalagi kalau ada tanggapan main di luar jadwal. Kalau tidak main, itu yang jadi masalah. Selawe ewu (Rp 25.000) buat rokok dan maem (makan) kurang, Mas,” katanya cengengesan.
Ditmui terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Solo Hasta Gunawan mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh tempat destinasi pariwisata di Kota Solo. “Kita akan evaluasi tempat berkesenian yang dijadikan destinasi pariwisata,” ujarnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko