Kamis, Maret 30, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks





  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Solo dan Sekitar

Bapak, Guru sekaligus Tokoh Bangsa Indonesia

by
29 Januari 2010 | 11:24
in Solo dan Sekitar, Sosok
Share on FacebookShare on Twitter

Solo – KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, menjabat Presiden RI keempat mulai 20 Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Putra pertama dari enam bersaudara itu lahir di Desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur, pada 4 Agustus 1940. Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, adalah putra pendiri organisasi terbesar Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy`ari. Sedangkan ibunya bernama Hj Sholehah, adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, KH Bisri Syamsuri.Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenni), Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.

Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu, Gus Dur juga aktif berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku. Di samping membaca, Gus Dur dikenal hobi bermain bola, catur dan musik. Bahkan Gus Dur, pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya itu mendapat apresiasi yang mendalam di dunia perfilman sehingga pada 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

BacaJuga

UIN Yogya Beri Gelar Doktor HC kepada Kardinal Vatikan, Ketua Umum PBNU dan Tokoh Muhammadiyah

Pesan KH Miftachul Akhyar di Porseni NU: Junjung Tinggi Sportivitas

Dukungan NU untuk Perusahaan Asal Solo Jadi Operator Katering Haji

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya yaitu Sinta Nuriyah, putri H Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika Gus Dur berada di Mesir. Sepulang dari pengembaraannya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, Gus Dur bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian beliau menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Beliau kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak.

Pada 1974, Gus Dur diminta pamannya KH Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri, selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada 1979, Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula beliau merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai Wakil Katib Syuriah PBNU.
Kiprahnya di PBNU semakin menanjak hingga akhirnya terpilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-`aqdi yang diketuai KH As`ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan Ketua Umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo, pada 1984.

Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada Muktamar NU ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta, 1989, dan Muktamar NU di Cipasung Jawa Barat, pada 1994. Jabatan Ketua Umum PBNU baru ditinggalkannya setelah Gus Dur menjabat Presiden RI keempat pada 20 Oktober 1999 menggantikan BJ Habibie setelah terpilih dalam Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1999. Selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran Gus Dur yang kontroversial dan seringkali pendapatnya berbeda dari pendapat banyak orang. Dalam menyelenggarakan pemerintahannya, Gus Dur membentuk Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Gus Dur berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001 dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandat Gus Dur dicabut oleh MPR.

 

(Dilansir dari berbagai sumber)

Rony/Timlo.net

Tags: gus durPBNU

Previous Post

Situs Purbakala Sangiran

Next Post

Kota Indah Lorraine, Menjadi Daya Tarik Wisatawan di Perancis

Berita Terkait

UIN Yogya Beri Gelar Doktor HC kepada Kardinal Vatikan, Ketua Umum PBNU dan Tokoh Muhammadiyah

UIN Yogya Beri Gelar Doktor HC kepada Kardinal Vatikan, Ketua Umum PBNU dan Tokoh Muhammadiyah

13 Februari 2023
Pesan KH Miftachul Akhyar di Porseni NU: Junjung Tinggi Sportivitas

Pesan KH Miftachul Akhyar di Porseni NU: Junjung Tinggi Sportivitas

17 Januari 2023

Dukungan NU untuk Perusahaan Asal Solo Jadi Operator Katering Haji

17 Januari 2023

Porseni NU di Solo, PBNU Masih Berharap Bisa Gunakan Stadion Manahan untuk Pembukaan

20 Desember 2022

Kenang Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudz, Ganjar: Beliau Itu Tokoh Perempuan yang Sangat Hebat

11 November 2022

Satu Abad Nahdlatul Ulama, PBNU Gelar Pekan Olahraga dan Seni di Solo

9 November 2022
Next Post

Kota Indah Lorraine, Menjadi Daya Tarik Wisatawan di Perancis

Terkini

10 Ribu Bibit Pohon Ditanam di Lereng Lawu

30 Maret 2023

Rampcek Bus di Terminal Tirtonadi, Puluhan Bus Tak Laik Jalan

30 Maret 2023

Souvenir Piala Dunia U-20 Tak Jadi Diproduksi Massal, Pelaku UMKM Kecewa

30 Maret 2023
Resep Tumis Sawi Pakcoy, Mudah dan Murah, Juara Rasanya

Resep Tumis Sawi Pakcoy, Mudah dan Murah, Juara Rasanya

30 Maret 2023
Cara Membuat Tumis Tauge Sederhana, Praktis, Cepat, Enak dan Awet Kenyang

Cara Membuat Tumis Tauge Sederhana, Praktis, Cepat, Enak dan Awet Kenyang

30 Maret 2023







  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved