Solo – Museum tertua di Indonesia, museum Radyapustaka Surakarta menggelar ritual pengambilan air dari sungai Bengawan Solo untuk melengkapi ritual jamasan pusaka dan cantik Kiai Rajamala. Pengambilan air Bengawan Solo dipusatkan di tempuran sungai Bengawan Solo atau tepatnya di wilayah Semanggi, Selasa (29/12) siang.
Pihak museum Radyapustaka diwakili oleh beberapa orang yang diantar dan dikawal dengan satuan polisi pamong praja (Satpol PP) kota Surakarta. Peralatan yang dibawa dari museum untuk prosesi pengambilan air Bengawan Solo hanya terdiri dari Klenthing atau semacam tempayan yang dibungkus dengan selendang berwarna merah.
Sesampai di tempuran sungai sebelum mengambil air, perwakilan dari museum Radyapustaka melakukan ritual berupa pembacaan doa meminta petunjuk kepada Tuhan agar di dalam pelaksanaan ritual jamasan pusaka dan cantik Kiai Rajamala yang sedianya digelar besok dapat berjalan dengan baik. Seusai membacakan doa, mereka kemudian meminta bantuan warga setempat untuk mengambilkan air dan memasukkannya ke dalam tempayan yang sudah disiapkan, mengingat debit volume air di sungai Bengawan Solo cukup tinggi, pihak museum Radyapustaka meminta bantuan warga.
Setelah tempayan sudah terisi air penuh, kemudian tempayan tersebut diserahkan kembali kepada perwakilan museum dan dibungkusnya kembali dengan selendang merah. Setelah pengambilan air di tempuran sungai Bengawan Solo selesai, mereka kembali melanjutkan prosesi berikutnya, yaitu pengambilan air di mata air Pengging, Boyolali.
Untuk prosesi jamasan pusaka dan cantik Kiai Rajamala akan digelar hari ini, rabu (30/12) siang, di halaman museum Radyapustaka Surakarta.