Jumat, Maret 31, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Mengungkap Makna Ruwatan Sebagai Tradisi di Masyarakat Jawa

by
1 Februari 2010 | 15:12
in Seni Budaya
Share on FacebookShare on Twitter

Solo – Ruwatan merupakan tradisi adat yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat jawa, pada prakteknya manusia hidup bermasyarakat diatur oleh suatu aturan, norma, pandangan, tradisi, atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang mengikatnya, sekaligus merupakan cita-cita yang diharapkan untuk memperoleh maksud dan tujuan tertentu yang sangat didambakannya. Aturan, norma, pandangan, tradisi, atau kebiasaan-kebiasaan itulah yang mewujudkan sistem tata nilai untuk dilaksanakan masyarakat pendukungnya, yang kemudian membentuk adat-istiadat. Koentja-raningrat  mengatakan bahwa adat-istiadat sebagai suatu kompleks norma-norma yang oleh individu-individu yang menganutnya dianggap ada di atas manusia yang hidup bersama dalam kenyataan suatu masyarakat. 

Ditengok dari segi sejarah, adat-istiadat Jawa telah tumbuh dan berkembang lama, baik di lingkungan kraton maupun di luar kraton. Adat istiadat Jawa tersebut memuat sistem tata nilai, norma, pandangan maupun aturan kehidupan masyarakat, yang kini masih diakrabi dan dipatuhi oleh orang Jawa yang masih ingin melestarikannya sebagai warisan kebudayaan yang dianggap luhur dan agung. Dalam usahanya untuk melestarikan adat-istiadat, masyarakat Jawa melaksanakan tata upacara tradisi sebagai wujud perencanaan, tindakan, dan perbuatan dari tata nilai yang telah diatur. Sistem tata nilai, norma, pandangan maupun aturan diwujudkan dalam upacara tradisi yang pada prinsipnya adalah penerapan dari tata kehidupan masyarakat Jawa yang selalu ingin lebih berhati-hati, agar dalam setiap tutur kata, sikap, dan tingkah-lakunya mendapatkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan baik jasmaniah maupun rohaniah.

BacaJuga

Sempat Mandek Tiga Tahun Gegara Covid-19, Ribuan Warga Desa Mendak Kembali Gelar Sadranan

Kaesang Menikah, Gibran Ungkap Ada Tradisi Tumplek Ponjen dan Dodol Dawet

Pakai Kebaya Dinilai Lebih Feminim dan Bermartabat

Salah satu upacara tradisi yang sekarang masih ditaati, dipatuhi, diyakini, dan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa yaitu tata upacara ruwatan. Ruwatan berasal dari kata “ruwat”, kata “ruwat” diambil dari kata “luwar”, yang berarti terbebas atau terlepas. Maksud diselenggarakan upacara ruwatan ini adalah agar seseorang yang “diruwat” dapat terbebas atau terlepas dari ancaman mara bahaya (mala petaka).Seseorang yang oleh karena sesuatu sebab ia dianggap terkena sukerta/aib, maka ia harus diruwat. Tradisi kepercayaan yang dimiliki masyarakat Jawa, bahwa seseorang yang terkena sukerta akan mengalami kesialan dalam kehidupan duniawinya, karena itu usaha yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dengan mengadakan upacara ruwatan tersebut tak lain adalah untuk melindungi manusia dari segala ancaman bahaya dari kehidupannya di dunia. 

Upacara ruwatan yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa tidak terlepaskan dengan gelaran wayang kulit yang mengangkat cerita tentang Murwakala dan Sudamala, dalam sajiannya  wayang kulit dimaksudkan untuk mengusir roh jahat yang berada di dalam tubuh seseorang yang diruwat, mantra-mantra  diucapkan oleh  dalang pada waktu ia menggelar cerita wayang kulit murwkala dan sudamala. Di dalam wayang kulit terdapat makna yang dikandung arti kehidupan yang sangat mendasar.

Arti penting dalam kaitannya dengan wayang ialah masyarakat Jawa sering mengaitkan antara peristiwa yang terjadi di dalam dunia wayang dengan dunia nyata. Hakekat wayang adalah  bayangan dunia nyata, yang didalamnya terdapat makhluk ciptaan Tuhan.

Dalam wayang, visualisasi Batara Kala adalah dewa berwajah raksasa yang tinggi, besar, menyeramkan dan menakutkan. Anggapan-anggapan ini lama-kelamaan menjadi keyakinan yang kokoh di dalam keyakinan mayarakat Jawa. Agar terhindar dari ancaman

Batara Kala, mereka mengadakan upacara ruwatan dengan sarana pertunjukan wayang dengan lakon khusus, yaitu Murwakala atau Sudamala.

(Diolah dari berbagai sumber dan Jurnal Darmoko, pemerhati seni dan budaya Jawa)

Tags: budaya jawaruwatantradisi

Previous Post

Meraup Keuntungan di Musim Hujan

Next Post

Makna dan Filosofi Keris Dalam Budaya Jawa

Berita Terkait

Sempat Mandek Tiga Tahun Gegara Covid-19, Ribuan Warga Desa Mendak Kembali Gelar Sadranan

9 Maret 2023
Kaesang Menikah, Gibran Ungkap Ada Tradisi Tumplek Ponjen dan Dodol Dawet

Kaesang Menikah, Gibran Ungkap Ada Tradisi Tumplek Ponjen dan Dodol Dawet

25 November 2022

Pakai Kebaya Dinilai Lebih Feminim dan Bermartabat

24 November 2022

Mentradisikan Tradisi, Boyolali Gelar Festival Thek Thek

20 November 2022

Kultur Budaya Jawa Pengaruhi Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan

1 November 2022

Tradisi Ritual Sadranan Seribu Ketupat di Lembah Dawuhan

15 Agustus 2022
Next Post

Makna dan Filosofi Keris Dalam Budaya Jawa

Terkini

Ribuan Penumpang Bus AKAP Tiba di Wonogiri

Mudik Lebaran, Tiket Bus Jakarta-Wonogiri Tembus Rp560.000

31 Maret 2023
Berawal Salah Kirim Pesan, Remaja Dihajar Ayah Rekannya

Sempat Disekap Suami, Guru P3K Korban KDRT Kini Menunggu Putusan BKD

31 Maret 2023
Liga Solo Junior Bergulir, Tim Jan Ethes Siap Bermain

Liga Solo Junior Bergulir, Tim Jan Ethes Siap Bermain

31 Maret 2023
Ganjar Pranowo Temui Lansia Panti Wreda Pengayoman Wonodri

Ganjar Pranowo Temui Lansia Panti Wreda Pengayoman Wonodri

31 Maret 2023
Ganjar Siapkan Skenario Mudik Lebaran di Wilayah Jateng

Ganjar Siapkan Skenario Mudik Lebaran di Wilayah Jateng

31 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved