Solo – Menjelang detik-detik pergantian tahun 2009 ke tahun 2010, penjual terompet semakin banyak. Tradisi pergantian tahun baru yang selalu dirayakan dengan tiupan terompet ini menjadi motivasi utama para penjual terompet. Salah satu contohnya adalah penjual terompet yang mangkal di samping Pasar Kadipolo Solo ini mencoba peruntungannya dengan menjajakan terompet, walaupun sampai hari ini penjualan terompet masih sepi, tetapi mereka tetap optimis dagangannya akan laku. Seperti diungkapkan Kardi (39), “Yen ngeten niki tasih sepi mas, mangke pas tanggal 31 katah ingkang mundhut”.
Ditengah krisis ekonomi yang melanda sebagian besar pangsa ekonomi di Indonesia. Para penjual terompet tetap bertahan. Dengan moda minimal Rp. 150. 000,- mereka bisa meraup keuntungan hingga 2 kali lipat. Kardi menuturkan untuk harga terompet bervariasi tergantung jenis dan bahan yang digunakan, terompet yang dijual berkisar Rp. 5000,- hingga Rp. 15.000,-. Tradisi perayaan tahun baru yang selalu dirayakan dengan terompet ternyata membawa keuntungan tersendiri bagi para penjual terompet. Sekarang ini kehadiran penjual terompet sudah terlihat memadati jalan-jalan protokol di Solo. Para penjual sendiri berharap bahwa perayaan tahun baru akan membawa keuntungan bagi mereka, sehingga terompet yang mereka jual dapat laku terjual.