Jakarta – Sekitar seribu mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Muslim (HMI) se-Jabodetabek mulai memasuki Jl Jenderal Sudirman. Mereka akan menggelar demo di depan Istana Negara.
Sebelum menuju Istana, HMI menggelar orasi di Bundaran HI. HMI memberikan nilai merah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena telah gagal dalam program 100 hari pemerintah.
"Kami dari HMI memberikan rapor merah kepada pemerintahan SBY-Boediono. Karena selama 100 hari, masyarakat tidak merasakan adanya program yang benar-benar mengenai rakyat," kata Ketua Umum HMI Jakarta Hendra Ferdiansyah di Bundaran HI, Jakarta.
HMI masih bersikap baik karena kegagalan itu hanya sebagai peringatan atau "warning" kepada Presiden Yudhoyono. HMI memberi waktu 6 bulan kepada Presiden dan menteri-menterinya untuk memperbaiki kinerjanya. Jika tidak, HMI minta Presiden Yudhoyono mundur dari jabatannya dengan hormat. "Kalau dalam satu semester pemerintahan SBY masih merah juga, dia (Presiden Yudhoyono) harus turun secara hormat," tandasnya.
Menurut Hendra, kegagalan pemerintah terjadi di segala aspek kehidupan. Pemerintah telah gagal dalam ideologi, karena masih menggunakan ideologi neoliberalisme. Di bidang kesejahteraan, pemerintah tidak mampu menyejahterakan rakyatnya, dengan mahalnya harga sembako. "Masih banyak orang yang tinggal di kolong jembatan. Masih banyak orang yang tidak bisa makan. Apanya yang sejahtera," cetusnya.
Di bidang hukum, Presiden Yudhoyono tak bersikap tegas dalam supremasi hukum. "Kriminalisasi KPK, menunjukan pemerintah tidak mampu melawan koruptor. Diperparah dengan dibentuk Satgas yang tidak efektif. Apalagi RPP Penyadapan yang telah mengkerdilkan tugas KPK," ujarnya.
Secara ekonomi, pemerintah juga telah gagal karena diketahui pemrintah justru menolong bank kecil tak berdampak sistemik, Bank Century dengan uang Rp 6,7 triliun. "Pansus Bank Century dalam tugasnya justru mempetontonkan parodi politik dan lobi-lobi demi kepentingan partai masing-masing," katanya.
(Diolah dari berbagai sumber)
Bram/Timlo.net