Solo – Tahun ajaran baru sudah lewat, namun belakangan pedagang buku Bu Sri atau mBuri Sriwedari makin bertambah banyak, seperti yang ditemui olehTimlo.net beberapa waktu yang lalu, salah satunya adalah Fitri pedagang buku yang baru berjualan dua bulan merasa belum merasakan dampak dari penjualan buku yang baru dibukanya.
Berbeda dengan Parwati (43) yang khusus menjual buku bekas, ibu empat orang anak ini hampir 12 tahun berjualan buku, sudah banyak merasakan pahit manisnya berjualan di kawasan belakang Sriwedari, Parwati mengatakan bahwa ramainya pembeli adalah saat tahun ajaran baru, dimana banyak siswa dari SD sampai SMA mencari buku-buku baik yang baru maupun yang bekas.
Pertama berjualan buku, Parwati masih menggunakan gerobag dorong untuk berjualan, itupun masih belum ada tempat yang tetap, baru setelah tahun1987 belakang Sriwedari dibangun dan dimanfaatkan untuk pedagang-pedangan buku. Kios yang sekarang sudah mencapai 97 orang pedagang ini sudah diwadahi oleh satu paguyuban yaitu Paguyuban Pedagang Kios Buku Sriwedari.
Namun seringnya sekolah menggunakan kurikulum baru dengan mengeluarkan buku dari sekolah itu sendiri banyak dirasakan dampaknya oleh pedagang buku belakang Sriwedari, sepinya pembeli saat tahun ajaran baru dirasakan sebagai kegetiran para pedagang buku buku bekas, itupun masih dibayangi juga masalah relokasi yang belum ada kejelasan.