Jumat, Maret 31, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Yogyakarta Gelar Jogja Jamming Art Archieves Movement

by
2 Februari 2010 | 10:49
in Seni Budaya, Umum
Share on FacebookShare on Twitter

Solo – Yogyakarta BiennaleX 2009 bertajuk  “Jogja Jamming: Art Archives Movement” akan berlangsung. Selama 31 hari itu, 123 perupa akan menggelar puspa ragam karya yang merupakan penafsiran mereka atas lima semangat jaman yang menaungi praktek artistik di dunia seni rupa Yogyakarta, yaitu humanisme kerakyatan, humanisme universal, perlawanan terhadap estetika mapan, pergolakan antara budaya global dan lokal, serta seni rupa urban. 

Seperti dikutip dari tempointeraktif.com, selain event tersebut juga akan digelar arsip-arsip visual dari delapan gerakan seni rupa yang pernah dan masih ada di dunia seni rupa Yogyakarta, yakni Seniman Indonesia Muda, Pelukis Rakjat, Pelukis Indonesia Muda, Bumi Tarung, Sanggar Bambu, Kepribadian Apa, Rumah Seni Cemeti, Apotik Komik, dan Taring Padi.

BacaJuga

Pasang Ground Tank di Klewer, Pemkot Contoh Konimex

Rawan Roboh, Masyarakat Diimbau Tak Masuk Pasar Klewer

Waspada Banjir, Warga Solo Berbenah

Berjarak 500 meter ke arah utara, di luar dan di dalam gedung pameran Taman Budaya Yogyakarta, yang dibangun pada 1996, masyarakat dapat menyaksikan pusparagam karya seni rupa mutakhir milik 32 perupa Ki wari Yogyakarta. Di antaranya, Budi Kustarto, Dadang Christanto, Eddie Hara, Eko Nugroho, Heri Dono, Ivan Sagita, Nyoman Masriadi, dan Wedhar Riyadi.

Dari sanalah Yogyakarta Biennale X 2009 akan memulai pertemuan kreatif lintas generasi perupa Yogyakarta yang diharapkan akan menjadi momen tahunan nasional yang dipusatkan di Yogyakarta.

Tags: eko nugrohoheri donosanggar bambu

Previous Post

Endless Ideas BeBook Neo WiFi e-Reader yang Handal

Next Post

Solo City Jazz Meriahkan Ngarsopuran

Berita Terkait

Pasang Ground Tank di Klewer, Pemkot Contoh Konimex

8 Januari 2015

Rawan Roboh, Masyarakat Diimbau Tak Masuk Pasar Klewer

1 Januari 2015

Waspada Banjir, Warga Solo Berbenah

30 November 2014

Ini Lokasi Rawan Banjir Kota Solo

10 November 2014

3 Toko di Gemblegan Dilalap Si Jago Merah

26 Oktober 2014

Ini Strategi Khusus Pemadam Kebakaran Jinakkan Api

20 Agustus 2014
Next Post

Solo City Jazz Meriahkan Ngarsopuran

Terkini

Nokia Perkenalkan Pure UI, Bahasa Desain Tampilan Antarmuka Baru

Nokia Perkenalkan Pure UI, Bahasa Desain Tampilan Antarmuka Baru

31 Maret 2023
iOS 17 Akan Dirilis pada 5 Juni 2023

iOS 17 Akan Dirilis pada 5 Juni 2023

31 Maret 2023
Wapres Maruf Amin: Pembatalan Piala Dunia U-20 Tak Berarti Kiamat

Wapres Maruf Amin: Pembatalan Piala Dunia U-20 Tak Berarti Kiamat

31 Maret 2023
Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Fadli Zon: FIFA Tak Konsisten

Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Fadli Zon: FIFA Tak Konsisten

31 Maret 2023
Wanita Penjual 100 Kg Bahan Mercon Diamankan Polisi, Sang Pacar Buron

Wanita Penjual 100 Kg Bahan Mercon Diamankan Polisi, Sang Pacar Buron

31 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved