Solo – Yogyakarta BiennaleX 2009 bertajuk “Jogja Jamming: Art Archives Movement” akan berlangsung. Selama 31 hari itu, 123 perupa akan menggelar puspa ragam karya yang merupakan penafsiran mereka atas lima semangat jaman yang menaungi praktek artistik di dunia seni rupa Yogyakarta, yaitu humanisme kerakyatan, humanisme universal, perlawanan terhadap estetika mapan, pergolakan antara budaya global dan lokal, serta seni rupa urban.
Seperti dikutip dari tempointeraktif.com, selain event tersebut juga akan digelar arsip-arsip visual dari delapan gerakan seni rupa yang pernah dan masih ada di dunia seni rupa Yogyakarta, yakni Seniman Indonesia Muda, Pelukis Rakjat, Pelukis Indonesia Muda, Bumi Tarung, Sanggar Bambu, Kepribadian Apa, Rumah Seni Cemeti, Apotik Komik, dan Taring Padi.
Berjarak 500 meter ke arah utara, di luar dan di dalam gedung pameran Taman Budaya Yogyakarta, yang dibangun pada 1996, masyarakat dapat menyaksikan pusparagam karya seni rupa mutakhir milik 32 perupa Ki wari Yogyakarta. Di antaranya, Budi Kustarto, Dadang Christanto, Eddie Hara, Eko Nugroho, Heri Dono, Ivan Sagita, Nyoman Masriadi, dan Wedhar Riyadi.
Dari sanalah Yogyakarta Biennale X 2009 akan memulai pertemuan kreatif lintas generasi perupa Yogyakarta yang diharapkan akan menjadi momen tahunan nasional yang dipusatkan di Yogyakarta.