Solo – Para pendukung kesebalasan Persebaya Surabaya, atau banyak yang menyebutnya dengan nama Bonek alias Bondo Nekat, melakukan tindakan anarki di wilayah kota Solo. Mereka yang berencana mendatangi kota Bandung dengan menggunakan kereta api, justru melakukan tindakan kekerasan di wilayah Solo dengan menjarah para pedagang dan merusak fasilitas umum yang berada di stasiun kereta Jebres dan Purwosari. Yang mereka lakukan tidak hanya merusak, akan tetapi tindakan menjarah dan juga menyerang salah seorang wartawan dan menghajarnya secara beramai-ramai.
Seorang wartawan yang menjadi korban adalah Hasan Fakri Ghozali, seorang fotografer dari kantor berita ANTARA yang menderita luka serius di bagian kepala dan wajah akibat amukan para Bonek. Persitiwa tersebut terjadi ketika kereta yang ditumpangi para bonek berhenti di stasiun Purwosari Solo. Jumlah bonek yang mencapai ratusan orang tiba-tiba langsung turun dan menyerang apa saja yang berada di stasiun, termasuk menyerang wartawan dengan akan merampas kamera dari wartawan.
Hasan yang berusaha melindungi kamera dengan sekuat tenaga dari rampasan bonek, harus rela menderita luka-luka setelah diamuk bonek. Seketika itu pula, aparat kemanan langsung mengamankan lokasi agar keributan tidak meluas. Hasan pun segera dibawa menuju Rumah Sakit Panti Waluyo Solo untuk mendapatkan perawatan.
Setelah tejadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian dari pers khusunya, malam harinya Forum Wartawan Surakarta (F-WTS) menggelar rapat musyawarah sebagai bentuk solidaritas yang mengancam pers akibat ulah tindak kekerasan yang dilakukan para bonek dengan melukai seorang wartawan. Dan rencananya, hari ini F-WTS akan melakukan aksi unjuk rasa di Poltabes Surakarta untuk meminta kejelasan mengenai peristiwa yang terjadi kemarin sebagai bentuk kecolongan dari aparat keamanan