Solo – Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum wartawan Surakarta atau F-WTS, melakukan unjuk rasa dengan turun ke jalan mengobarkan orasi, membentangkan spanduk. serta melakukan aksi teatrikal di depan Stadion Manahan Solo, Sabtu (23/1) siang, atas peristiwa yang menimpa salah seorang wartawan dari ANTARA akibat kebrutalan dan anarkisme yang dilakukan kelompok suporter Persebaya Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Bonek (Bondo Nekat).
Aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas bersama dari kalangan pers atas apa yang menimpa salah seorang pers yang mendapat tindakan kekerasan. Mereka berunjuk rasa dengan berorasi mengenai kebobrokan persepakbolaan Indonesia yang cenderung berbuah kerawanan sosial daripada prestasi yang membanggakan di dalam lapangan. Mereka turun ke jalan di depan Stadion Manahan Solo. Diantara mereka terlihat membentangkan spanduk yang bertuliskan himbauan kepada PSSI untuk segera membuka mata atas kejadian kemarin, serta tulisan-tulisan anti Bonek atau mereka yang mengaku Bonek untuk segera dibubarkan.
Selain itu, para wartawan yang berunjuk rasa juga menggelar aksi teatrikal dengan salah menunjuk dua orang wartawan seolah-olah menjadi anggota Bonek ang dipukuli dan dihajar oleh warga. Hal tersebut merupakan bentuk cerminan untuk bagaimana agar Bonek sadar diri untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan melawan hukum.
Para wartawan juga meggelar aksi dengan meletakkan kamera dan kartu identitas pers yang mereka miliki sebagai bentuk solidaritas terhadap kebebasan pers yang terancam dengan tindakan brutal seperti yang telah terjadi kemarin.