Solo – Ingin jalan-jalan di kota Solo sambil menikmati jajanan kaki lima, jangan kuatir tidak menemukan jajanan di sepanjang jalan di kota Solo, sepanjang city walk dari perempatan Purwosari hingga bundaran Gladag akan banyak kita temui pedagang makanan dan jajanan kaki lima.
Pedagang mencoba memanfaatkan tempat ini untuk mengais rejeki, baik pedagang yang memang asli dari kota Solo maupun pedagang yang merantau, seperti Andik (23), pedagang Serabi petolo mayang, sedikit asing bagi kita mendengar jajanan ini, memang tak sepopuler srabi asli Solo, srabi petolo mayang ini bukan berasal dari Solo, jajanan ini berasal dari Malang Jawa Timur. Andik salah seorang pedagang jajanan ini merupakan salah satu dari pedagang yang mencoba mengais rejeki di kota Solo ini.
Dia mengatakan baru sekitar sebulan berjualan di Solo, “Saya jualan baru sekitar 1 bulan yang lalu, saya jualan bersama 5 orang teman saya yang menjual jajanan serupa, ternyata memang diluar perkiraan saya, masyarakat Solo ternyata begitu menyukainya.” Jelasnya.
Ternyata setelah Timlo.net mencoba merasakan memang tidak begitu asing, sekilas memang terasa seperti wedang asle, namun isinya saja yang berbeda. Jika wedang asle berisi roti, ketan dan cendol yang dicampur dengan air santan yang sudah dibumbui, berbeda dengan Srabi petolo mayang ini berisi tepung terigu yang dibuat menyerupai mie instan, kemudian ketan dan serabi yang dimasukkan dengan air santan pula.
Omset yang dikantongi pedagang ini juga lumayan, perhari bisa mencapai sekitar 200-300 ribu rupiah kotor, jika dihitung bersih bisa mencapai sekitar 100 ribu rupiah itupun dia berjualan hanya sampai sore saja, ternyata masuknya pedagang dari luar memang akan menambah keragaman jajanan di kota Solo.