Jumat, Maret 31, 2023
  • Tentang Kami
  • Karir
Timlo.net
No Result
View All Result
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
  • Seni Budaya
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Solo dan Sekitar
  • Wisata
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Manca
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Indeks
Timlo.net
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Realitas Ritual Masyarakat Jawa Terhadap Keselamatan Dunia Dan Akhirat

by
8 Februari 2010 | 13:07
in Seni Budaya
Share on FacebookShare on Twitter

Solo – Dalam Ritus tradisi Jawa, bancakan tak pernah lepas dari setiap kegiatan yang bersifat budaya, bancakan merupakan simbol rasa syukur kepada nenek moyang dan Tuhan sebagai pencipta, bancakan merupakan hal yang lazim dalam kulturasi masyarakat yang memegang erat tradisi kejawennya, bancakan merupakan pemahaman setiap orang kepada sang pamomong atau pengasuh dan pembimbing secara spiritual yang diwujudkan dengan bentuk nasi tumpeng terdiri dari bermacam sayuran hasil bumi.

 

BacaJuga

Tentrem Visualkan Masyarakat Jawa dalam Kehidupan Urban

Makna dan Filosofi Keris Dalam Budaya Jawa

Bancakan sendiri sudah mulai mengalami pergeseran makna di masyarakat Jawa, dalam hal tertentu bancakan dilakukan dengan beramai.ramai, maka masyarakat memaknainya bahwa hal yang dilakukan beramai-ramai baik itu bentuk persepsi positif maupun negatif selalu dikaikan dengan makna bancakan, seperti makna ”bancakan uang rakyat”,  idiom kata bancakan sering disalah artikan oleh sebagian kalangan masyarakat sebagai hal yang dilakukan berjamaah atau beramai-ramai, meskipun dalam kenyataannya bancakan memang dilakukan lebih dari satu orang.

 

Diambil dari sisi budaya, bancakan merupakan unsur budaya religi yang saat ini masih melekat erat di dalam kultur masyarakat khususnya masyarakat Jawa. Dalam kaitannya dengan kehidupan selalu ada kehidupan lahiriah dan batiniah, kehidupan lahiriah merupakan raga yang digerakkan tubuh, kehidupan batiniah merupakan kehidupan dimana jiwa kita terjaga oleh seorang pembimbing. Nah di dalam masyarakat Jawa percaya, bahwa pembimbing inilah yang mengarahkan dan membimbing agar seseorang tidak salah dalam melangkah, supaya segala perilaku kita baik dan benar. Dalam bahasa Jawa sering disebut sebagai sang pamomong.  

 

Antara pamomong dengan yang diemong seringkali terjadi kekuatan tarik-menarik. Pamomong menggerakkan ke arah kareping rahsa, atau mengajak kepada hal-hal baik dan positif,  sementara yang diemong cenderung menuruti rahsaning karep atau ingin melakukan hal-hal semaunya sendiri, menuruti keinginan negatif,  dengan mengabaikan kaidah-kaidah hidup dan melawan tatanan yang akan mencelakai diri pribadi, bahkan merusak ketenangan dan ketentraman masyarakat.

 

Namun eksistensi pamomong oleh sebagian orang dianggapnya sepele bahkan sekedar mempercayai keberadaannya  saja dianggap syirik. Dalam kaitannya dengan bancakan ini, kita sebenarnya diajak untuk memahami bahwa Tuhan mencipakan adanya keseimbangan alam, dimana Tuhan menciptakan dunia fana dan dunia nyata. Bancakan sendiri juga tersirat makna, penyelarasan antara lahir dengan batin, antara jasad dan sukma, antara alam sadar dan bawah sadar. Katakanlah, antara batin dan lahir kita akan lebih seimbang, harmonis dan sinergis, serta keduanya akan menjalankan fungsinya secara optimal untuk saling melengkapi dan menutup kelemahan yang ada, selain rasa syukur kepada Tuhan sebagai pencipta,  masyarakat Jawa meyakini bahwa masih ada kehidupan spiritual dalam dunia ini yang membawa kita pada keselamatan dunia dan akhirat.

 

 

Rony/Timlo.net

Tags: masyarakat jawa

Previous Post

Lomba Fashion Show Sambut Imlek

Next Post

Perayaan Ultah Ala Paroden Basah

Berita Terkait

Tentrem Visualkan Masyarakat Jawa dalam Kehidupan Urban

8 November 2016

Makna dan Filosofi Keris Dalam Budaya Jawa

1 Februari 2010
Next Post

Perayaan Ultah Ala Paroden Basah

Terkini

Liga Solo Junior Bergulir, Tim Jan Ethes Siap Bermain

Liga Solo Junior Bergulir, Tim Jan Ethes Siap Bermain

31 Maret 2023
Ganjar Pranowo Temui Lansia Panti Wreda Pengayoman Wonodri

Ganjar Pranowo Temui Lansia Panti Wreda Pengayoman Wonodri

31 Maret 2023
Ganjar Siapkan Skenario Mudik Lebaran di Wilayah Jateng

Ganjar Siapkan Skenario Mudik Lebaran di Wilayah Jateng

31 Maret 2023
Tenda Pembagian Takjil Masjid Sheikh Zayed Solo Ambruk Diterjang Angin Kencang

Tenda Pembagian Takjil Masjid Sheikh Zayed Solo Ambruk Diterjang Angin Kencang

31 Maret 2023
Pekan Depan Kades dan Lurah Wonogiri Dapat Jatah Motor Dinas Baru

Pekan Depan Kades dan Lurah Wonogiri Dapat Jatah Motor Dinas Baru

31 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Telepon Penting
  • Privacy Policy
  • Term of Use
  • Karir
  • Sitemap
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Solo dan Sekitar
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca
  • Serba-serbi

Copyright © 2023 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved