Solo – Partai melawan PSIS Semarang pada hari Minggu (14/2), kemarin sore memang menjadi hari buruk bagi Persis Solo dengan kekalahan 0-3. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Laskar Pasoepati, meski tim yang mereka dukung selama ini memiliki kemunduran prestasi dan puncaknya kemarin dipecundangi PSIS, mereka senantiasa terus memberikan dukungan kepada Persis tanpa melakukan tindakan anarkis seperti yang dilakukan kebanyakan suporter di Indonesia yang selalu rusuh ketika tim yang didukungnya kalah apalagi dikandang sendiri.
Pasoepati dalam laga kemarin telah menunjukkan sikap dewasa yang begitu luar biasa, sebelum pertandingan dimulaipun Pasoepati telah memberikan sambutan kepada seribuan suporter dari Semarang yang datang langsung di Manahan. Kedua kelompok suporter ini saling memberikan sapaan yang begitu membahana dalam suasana kekeluargaan di dalam stadion. Puluhan ribu Pasoepati menyapa dengan menyanyikan “Piye. . Piye. . . Piye Kabare. . Piye Kabare Snex Mania. . .” yang dalam bahasa Indonesia berarti bagaiamana kabarnya Snex mania, suporter Semarang.
Aksi tersebut langsung dibalas oleh pendukung Semarang dengan menyanyikan lagu Stasiun Balapan yang memang sangat identik dengan kota Solo. Bahkan ketika Persis harus kecolongan tiga gol dan akhirnya kalah, Pasoepati sama sekali tidak menghujat siapapun, mereka dengan legowo (ikhlas) menerima kekalahan Persis, serta tidak berbuat anarki dengan merusak atau membuat onar dengan suporter semarang. Yang terjadi justru memberikan tepuk tangan sebagai tanda penghargaan kepada permainan PSIS dan semangat dari para Snex Mania yang tak hentinya terus mendukung. Pemandangan yang sangat luar biasa tersebut bahkan disambut dari perwakilan komdis PSSI yang menyaksikan secara langsung, mungkin baru pertama ini di Indonesia ada suporter seperti Pasoepati yang sangat santun meski harus menanggung kecewa karena timnya kalah telak di kandang sendiri.
Hal tersebut juga dirasakan oleh ketua panpel Persis Solo, Paulus Haryoto yang mengatakan,”Terimakasih kepada seluruh Pasoepati yang telah menunjukkan sikap yang begitu luar biasa dewasanya, sangat baik, dan tidak terpicu provokasi meski timnya kalah.”, ungkapnya. Mungkin hal tersebut dapat menjadikan contoh kepada para pendukung tim sepakbola di daerah lain, bahwa kalah atau menang adalah hal yang biasa dalam sepakbola, dan tindakan anarkis adalah sebuah tindakan yang keliru untuk menyelesaikannya.