Solo – Menumbuhkan kesadaran pada generasi muda akan tradisi Sekaten adalah ide awal diadakannya acara Sekaten Gayeng Bareng Solo Youth Heritage (SYH) di Ndalem Lojen Sasono Mulyo, Sabtu, (20/2).
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 ini, menjaring pelajar SMA dan mahasiswa yang berjumlah 70 orang yang berasal dari Solo dan sekitarnya. Sebelum acara dimulai, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh seorang liason officer yang akan memberikan penjelasan tentang berbagai hal yang ada di Sekaten dan beberapa tempat yang akan dikunjungi.
Selanjutnya, SYH sebagai peyelenggara mengajak para peserta untuk berjalan dari Ndalem Lojen Sasono Mulyo menuju pagelaran keraton. Setelah puas melihat berbagai peninggalan sejarah Kerajaan Mataram, peserta melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung.
Yang unik adalah, peserta diajak melakukan tradisi nginang yang notabene hanya dilakukan orang-orang yang sudah tua. Salah satu peserta, Adi Nugroho merasa acara nginang yang paling berkesan. “Acara ini membuat saya lebih terbuka dan sadar dengan budaya kita sendiri. Saya juga merasa tradisi yang kita punya perlu dilestarikan melalui event semacam ini,” ujar Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret ini.
Penanggung jawab acara, Adi Prasetyo, menuturkan, Sekaten Gayeng merupakan wujud kepedulian SYH terhadap Sekaten itu sendiri dan generasi muda di kota batik ini.
Setelah makan malam, acara ditutup dengan sarasehan bersama G.P.H Dipokusumo. Dalam sarasehan tersebut peserta diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengajukan pertanyaan apapun tentang Sekaten.