Solo – Puluhan pengemudi becak, pengamen, pedagang asongan, pembantu rumah tangga, hingga pekerja seks komersial yang tergabung dalam SOMPIS (Solidaritas Masyakat Pinggiran Surakarta) menggelar unjuk rasa mengenai tuntutan kesejahtaraan dari pemerintah kota Surakarta, di Bundaran Gladak Solo, Senin (22/2) siang.
Mereka berunjuk rasa dengan berjalan kaki atau secara long march berangkat dari Pendhopo Taman Sriwedari menuju Balikota Surakarta. Sesampainya di Bundaran Gladak, mereka berhenti dan menyurakan orasinya di bawah terik matahari yang menyengat. Mereka seakan menghiraukan apapun yang menghalangi bentuk ungkapan rasanya mengenai kesejahteraan yang semakin tergerus karena kebijakan pemerintah kota Solo.
Seperti yang disampaiakan salah seorang pengunjuk rasa di dalam orasinya yang mengatakan hal yang cukup penting untuk disampaikan kepada masyarakat Solo khususnya, adalah hingga saat ini masih banyak terdapat ketimpangan dari kebijakan yang dikeluarkan oleh kota Solo. Yang masih selalu meminggirkan kelompok miskin, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai pembangunan kota seperti, kawasan Citywalk, Mal-mal, apartemen, hotel, serta pengoperasian dari berbagai armada transportasi baru yang mana harus selalu berimplikasi pada tersingkirnya kelompok informal dari kota Solo.
Unjuk rasa tersebut akan dilanjutkan dengan berdemonstrasi di depan Balaikota Surakarta sekaligus tidak menutup kemungklinan dapat berbicara langsung dengan Walikota Surakarta.
Aryo / Timlo.net