Singapura – Sebut namanya Priyo, perawakan yang kekar, dan senyum selalu tersungging diwajahnya. Lelaki kelahiran Batang ini adalah pimpinan Temperente. Selain menjadi pimpinan Temperente, seorang guru di SMK 1 dan SMK 8 ini juga sering terlibat aktif dengan Wayang Suket pimpinan Slamet Gundono.
Sebelum penampilan SBC (Solo Batik Carnival) dalam gladi resik. Dia mengungkapkan bahwa ternyata tim lain juga heboh. “Namun kita pasti tidak kalah heboh” katanya. Memang sebelum gladi resik salah satu peserta SBC yaitu Oktavia jatuh sakit. Sakitnya Oktavia ternyata membawa sedikit dampak pada menurunnya semangat peserta yang lain. Namun Priyo mengungkapkan bahwa tidak perlu khawatir, ketika musik sudah dimainkan energi itu akan datang dengan segera.
Memang Priyo bukan seorang musisi biasa, namun dia juga seorang kreator dan seniman yang sudah paham dunia musik. Dia yakin bahwa musik yang dia ciptakan sudah pasti akan membangkitkan semangat, sehingga dia tenang menghadapi dropnya fisik peserta lain. Saya berkreasi itu tidak pernah secara khusus, sama halnya nama ‘Temperente’ yang menurutnya tidak mempunyai arti khusus. “Itu hanya sebuah pola perkusi saja kok”, demikian ungkapnya.
Temperente datang dengan 11 orang pemain. Priyo mengatakan semua dalam kondisi yang fit, sebab kami sudah siapkan dari Solo. “Kami hanya membawa kendang, rebana, ceng-ceng dan krincing, musik rekaman 3 menit sudah ada, dan kostum tidak seribet teman-teman SBC,” begitu tambahnya. Kostum yang dipakai adalah kostum yang dipakai pada waktu gladi resik kemarin di Solo, hanya ada sedikit modifikasi.
“Kami juga akan tampil di kedutaan tanggal 21 besok, tiga buah komposisi sudah disiapkan, gamelan akan disediakan dari kedutaan”, ungkapnya sambil menutup pembicaraan.
(Liputan Timlo.net dari Singapura)