Jakarta – Banyak upaya yang dilakukan oleh pihak investor Singapura untuk melakukan pemulihan dari dampak krisis, yakni dengan mendorong industri manufaktur skala kecil dan menengah untuk berekspansi. Salah satu negara yang dilirik untuk melakukan hal tersebut adalah Indonesia. Investor untuk perusahaan skala kecil dan menengah di Singapura saat ini sedang melakukan kajian dan penjajagan kemungkinan dijalin joint venture dengan pengusaha Indonesia.
Seperti dikutip dari tempointeraktif, seusai pertemuan Kadin Indonesia-Singapura Manufactures Federation Business Meeting, di Menara Kadin, Jumat (5/3/10) Presiden Singapura Manufactures Federation Renny Yeo mengatakan, ” Kami dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur dan Singapura sebagai pusat pemasaran”. Dia juga menjelaskan, ”Dampak adanya pasar bebas ASEAN-Cina ini membuat cost tenaga kerja lebih murah, Indonesia masih bisa bersaing karena adanya tenaga kerja, bahan baku dan lahan yang terbuka luas, alasan itulah kenapa dipilih Indonesia sebagai salah satu tempat untuk berinvestasi”. tegasnya.
Singapura Manufactures akan memfasilitasi usaha kecil menengah sektor manufaktur di Singapura untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu, kata dia, karena perusahaan skala besar tidak lagi melalui asosiasi manufaktur tersebut, tetapi langsung menjajaki investasi di Indonesia. Ada sekitar 2.000 yang tergabung dalam Asosiasi manufaktur Singapura yang bergerak di sektor manufaktur, distributor, penyedia layanan, pengembang real estate, minyak gas serta makanan dan minuman. Asosiasi ini direncanakan berkunjung ke Indonesia selama 3 hari untuk melakukan penjajagan dan pengkajian peluang bisnis dan investasi di Indonesia.
(Diolah dari tempointeraktif)