Solo – Jika dilihat oleh orang pada umumnya, akar wangi hanyalah sebuah akar yang tidak mempunyai manfaat, karena hanya terlihat seperti akar daun serai atau ilalang.
Saat ini seringkali dijumpai berbagai macam bentuk kerajinan tangan yang terbuat dari bahan alam yang juga memiliki nilai jual, terutama yang dijual di sekitar kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat. Salah satunya adalah kerajinan akar wangi.
Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi seorang Parjiyanto, Pria asal Semin, Gunung Kidul ini mampu merubah akar wangi yang tadinya hanya berupa akar disulap menjadi benda atau kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Akar wangi oleh Parjiyanto disulap menjadi beberpa kerajinan seperti ; hiasan / pajangan rumah, mainan gasing, peluit bersuara burung, serta gantungan kunci.
Parjiyanto menjual hasil kerajinannya di kompleks Kraton Kasunanan Surakarta. Ia membuat sendiri kerajinan dari akar wangi dan bambu beserta teman-teman yang lainnya yang juga pengrajin akar wangi. Parjiyanto menjual hasil kerjinan yang dibuatnya berdasarkan bentuknya. Peluit dihargai Rp 2.000,00, mainan gasing Rp 5.000,00, pajangan / hiasan Rp 10.000,00, dan gantungan kunci Rp 10.000,00 untuk 3 buah.
Keuntungan Parjiyanto dalam sehari berkisar rata-rata Rp 70.000,00 per harinya. Jika hari lebaran dan musim liburan, omset penjualannya melonjak drastis, namun disaat hari biasa, hasilnya masih normal. Hal itu tidak membuat Parjiyanto berkecil hati. Baginya akar wangi adalah barang yang sederhana namun memiliki nilai ekonomis.