Pongyang – Korea Utara saat ini tengah gencar melakukan pengembangan dan pencanangan program system open source, hal ini dilakukan supaya internet Korea Utara tidak hanya tergantung dengan regulasi pihak AS, maka pihak Korea Utara membuat sistem sendiri melalui pengembangan sistem baru ini.
Pemerintah Kim Jong Il mensponsori pengembangan software ini yang diberi nama Red star dengan berbasis open source. Red star ini pada dasarnya bukan merupakan perangkat lunak yang benar-benar baru, namun ini merupakan pengembangan dLinux yang dirancang dengan gaya bahasa Korea Utara.
Dilaporkan oleh Mikhail salah seorang mahasiswa asal Rusia yang tengah kuliah di Universitas Kim Il Sung seperti dikutip dari ashen-rus.livejournal.com mengatakan, “Red Star didirikan atas instruksi pemimpin Kim Jong Il. Dalam file readme bahkan ditambahkan kutipan harus dibuat sistem yang didasarkan pada kernel Linux dengan gaya Korea, Sebenarnya sistem ini masih dalam finalisasi dan tidak sepenuhnya stabil. Untuk referensi di komputer mereka biasanya memakai system Windows XP, Windows Vista bahkan Windows 7”. katanya dalam sebuah blog.
Sistem operasi tersebut telah dikembangkan para pakar IT Korea Utara sejak tahun lalu.
CD installer Red Star dijual umum dengan harga 5 dollar AS. Pemerintah Korea Utara membebaskan penjualan sistem operasi ini tanpa harus melalui mendaftar, seperti barang-barang komputer lainnya. Ada dua versi, server dan klien, dan hanya menggunakan bahasa Korea.
Tampilannya cukup familier karena berbasis K Desktop Environment (KDE) versi terbaru. Red Star juga sudah dilengkapi aplikasi open source, seperti Open Office, browser berbasis Firefox yang dimodifikasi dengan nama sendiri, e-mail client, antivirus buatan sendiri, multimedia player, dan beragam game.
(Diolah dari ashen-rus.livejournal.com)