Solo – Bagi seorang Walikota Surakarta Joko Widodo, kabar penangkapan pendiri pondok pesantren (ponpes) Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Abu Bakar Ba’asyir yang secara resmi ditangkap oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Senin (9/8) kemarin, ternyata tidak memberikan dampak yang berarti bagi perkembangan kota Solo. Potensi-potensi yang dimiliki kota Solo termasuk bidang pariwisata, menurut Walikota yang kembali memimpin kota Solo ini masih tetap berjalan normal.
Ketika diwawancari para wartawan siang tadi sebelum berkunjung ke Polresta Surakarta, Joko Widodo menutarakan bahwa kabar penangkapan Ba’asyir tidak ada hubungannya dengan potensi wisata Solo. “Nggak ada, nggak ada pengaruhnya dengan Solo. Sekarang coba lihat saja real di lapangan, pariwisata dan turis seperti apa, nggak ada permasalahan dengan wisata Solo. Hal itu wilayah yang berbeda, itu urusan menjadi Kepolisian,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai keterkaitannya dengan kota Solo sebagai kota pertemuan berskala internasional, Jokowi juga menjawab bahwa penangkapan Ba’asyir tidak mengganggu jadwal pertemuan di kota Solo. “Kabar itu tidak mengganggu pertemuan-pertemuan berskala internasional yang akan diselenggarakan di kota Solo. Justru di bulan Agustus ini akan ada pertemuan tingkat Asean yang akan digelar di Solo, dan semua masih baik-baik saja, nggak ada yang berubah,” imbuhnya.