Solo – Karya-karya Putu Wijaya yang dihadirkan dalam Mimbar Teater Indonesia, ternyata mendapatkan apresiasi yang luar biasa oleh para seniman maupun pelaku teater. Salah satunya adalah Agus Nur Amal atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan PM Toh. Baginya karya Putu Wijaya bukan hanya sebuah naskah semata namun didalamnya memiliki spirit dan selalu reflektif.
“Putu Wijaya mempunyai ribuan cerpen, 40an lebih lakon dan karya-karyanya telah dimainkan di seluruh Indonesia. Bahkan ia mampu menciptakan genre teater sendiri. Perannya sebagai penulis naskah, sutradara dan pemain teater sudah perlu ditanyakan lagi. Beliau adalah sosok yang hebat,” paparnya kepada Timlo.net di Wisma Seni TBJT, (7/10/2010).
Agus menceritakan, bermain monolog dengan memainkan lakon garapan Putu Wijaya adalah pengalaman yang menarik. Walaupun ia mengaku baru pertama kali membawakan naskah Putu, namun ia percaya bahwa naskah Putu mengandung sarana reflektif didalamnya.
“Dalam setiap karyanya selalu ada hikmah yang bisa dipetik. Saya percaya bahwa naskah Putu Wijaya ini banyak mengandung sarana refleksinya,” ujarnya.
Sementara itu pelaku teater kenamaan asal Yogja Butet Kartaredjasa, memandang naskah Putu Wijaya mempunyai makna mendalam. “Yang jelas karya Putu Wijaya ada kegunaan bagi umat manusia lain jika berhasil memaknainya dengan baik,” paparnya di Teater Arena TBJT, malam kemarin.
Butet menandaskan pada dasarnya naskah karya Putu Wijaya ini mempunyai makna dan manfaat yang luar biasa. Namun alangkah sayang jika naskah tersebut tidak dimaknai dengan tepat.