Solo – Kehadiran televisi Liquid Crystal Display (LCD) telah memberikan gebrakan fantastis bagi pasar elektronik. Bagaimana tidak, televisi jenis ini mampu menunjukkan tren permintaan positif sepanjang periode 2010.
Market share LCD TV di Solo cukup berkembang, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata angka penjualan di atas seratus unit perbulan. Sementara sejumlah produk elektronik seperti air conditioner, almari es, mesin cuci dan produk elektronik lain tak mampu menyaingi tingginya permintaan televisi layar kristal cair tersebut. Dengan semakin populernya LCD TV, tak urung turut menekan permintaan televisi Cathode Ray Tube (CRT).
Menanggapi tren permintaan konsumen terhadap produk elektronik, pemilik toko elektronik Mulia Elektronik, Lily Ekawati, kepada Timlo.net, menyatakan top rating pasar elektronik saat ini dikuasai LCD TV. Rata-rata permintaan berkisar antara 200-300 unit/bulan. “Meningkatnya permintaan LCD TV secara otomatis menggeser CRT. Saat ini terjadi penurunan permintaan CRT hingga 50%," ujarnya di sela-sela pameran elektronik dan notebook Mulia Elektronik, Sabtu (20/11).
Adapun untuk jenis LCD TV yang saat ini banyak diminati, Lily menyebutkan, permintaan terbanyak pada LCD 32” dengan harga Rp 3 jutaan. Sementara perihal pangsa pasar LED TV, diakuinya, pangsa pasar produk tersebut belum berkembang lantaran banderol harga masih relatif tinggi sehingga animo konsumen masih rendah.
Tren pasar produk LCD TV juga diakui pemilik toko elektronik Semeru Elektronik, Alvin. Dikatakan dia, saat ini LCD TV cukup mendominasi pasar elektronik. Ini karena televisi sudah menjadi barang kebutuhan. “Booming LCD TV terjadi sejak awal 2010, sementara pemilihan LCD TV karena harga cukup terjangkau dan tidak berselisih banyak dengan CRT,” kata Alvin. Dari segi penjualan, dirinya mengaku rata-rata penjualan LCD TV mampu menembus 150-an unit/bulan.