Solo – Pencitraan Kota Solo di pentas dunia internasional dengan taglinenya dan segala ragam budayanya dinilai masih lemah. Meski demikian, Solo masih punya produk unggulan yang bisa dikemas sedemikian rupa agar Solo tetap menjadi lirikan sebagai wisata kini yang tidak melenyapkan budaya.
Seperti yang diutarakan Direktur Fresh Blood Communications Indonesia, Irfan Sutikno, Kota Solo mempunyai segudang keunikan namun belum seluruhnya mewakili Solo untuk diingat orang.
“Di Solo lengkap, ada Batik, Gudeg, Srabi Notosuman, dan lain-lain. Ini kan mengambang, mana yang akan dijadikan semacam icon? Sehingga ketika ditanyakan kepada orang, Solo yang diingat adalah batiknya, kulinernya atau sesuatu yang lain,” tandasnya.
Lebih lanjut, dikatakan Irfan, Solo masih mempunyai culture yang bagus dengan kelemahlembutannya. Ia menilai, kepribadian yang dimiliki orang Solo bisa terus diterapkan di zaman sekarang ini. Pasalnya, hal itu akan menjadi sebuah good perception bagi wisata di Kota Solo.
“Kelemahlembutan, adat Jawa yang masih kental ini kan bisa kita lihat culturenya masih melekat pada orang Solo, kesopanan, murah senyum orang Jawa ini bisa menjadi daya tarik untuk menumbuhkan minat wisata ke Kota Solo,” ungkapnya.
Ketika ditanyakan perbandingan dengan kota lain yang sudah lebih dulu mapan dan berawal dari budaya, Irfan memprediksi, hal tersebut akan diraih kota Solo dalam 10 tahun ke depan. “Kira-kira 10 tahun ke depan, Solo mampu sejajar dengan kota lain, namun dengan catatan, masyarakatnya harus paham dan disiplin,” tutupnya.