Solo – Pembatasan BBM bersubsidi sedianya akan diberlakukan Juli mendatang, menyusul sosialisasi dari Pertamina pada Desember 2010 lalu. Terkait hal tersebut, pengelola SPBU diminta menyiapkan fasilitas Pertamax guna memperlancar program penghematan anggaran pemerintah tersebut.
“Pembatasan tidak jadi Januari, untuk Jawa Tengah rencananya Juli 2011. Semua kendaraan roda empat akan dialihkan ke Pertamax. Khusus kendaraan box pelat hitam rencananya akan diubah jadi pelat kuning. Namun semuanya masih sebatas wacana,” ungkap pengusaha SPBU Balapan, Agung Nurmansyah, saat ditemui wartawan, Selasa (4/1).
Terkait mundurnya waktu pemberlakuan pembatasan BBM, pihaknya menilai pemerintah tidak tegas dalam mengimplementasikan kebijakan. Pemerintah dianggap terlalu terburu-buru, sehingga pelaksanaannya sangat lemah di lapangan.
“Kebijakan yang diundur-undur berarti pemerintah tidak siap. La kalau gitu kita juga kesulitan. Harusnya pemerintah tegas, tiga bulan sebelum penerapan kalau belum menjual Pertamax ada peringatan satu, peringatan dua, kalau tidak diindahkan tidak dikasih suplai,” ujar Agung.
Sementara menanggapi perihal kesiapan fasilitas Pertamax, ia menyebutkan, di Jawa Tengah sekira 40-50% SPBU belum memiliki fasilitas Pertamax. Adapun untuk Solo sendiri, dari 21 SPBU hanya 50-60%-nya yang telah memiliki fasilitas SPBU. Ia pun menguraikan, pembangunan fasilitas Pertamax menelan dana relatif besar, yakni antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
Terpisah, staf SPBU Lor Beteng, Hakso Dipoyo, mengatakan hingga kini pola peralihan konsumsi BBM belum terlihat nyata. Konsumsi Pertamax perhari belum beranjak dari angka lima persen. Dirinya pun masih menunggu kebijakan pemerintah terkait penerapan pembatasan BBM bersubsidi.