Solo – Bencana Tsunami yang melanda Jepang diperkirakan bakal mengganggu volume ekspor menuju negara itu. Tak ayal, eksportir pun terancam kian nelangsa setelah dihajar kenaikan harga bahan baku maupun tarif dasar listrik.
Seperti dikatakan Ketua Bidang Perdagangan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Solo, Budi Istanto, kepada wartawan, akibat bencana Tsunami, laju ekspor mie instan ke Negeri Matahari Terbit itu diperkirakan bakal terpengaruh. Saat ini, pihaknya melayani sebagian kecil permintaan produk mie instan dari pasar Jepang.
“Pangsa pasar di Jepang sekira dua persen atau senilai satu juta dolar Amerika selama satu tahun. Dengan adanya Tsunami tentu akan berdampak, namun saat ini mereka belum membatalkannya,” ungkap Budi, di sela-sela kunjungan Studi Banding HIPMI Blora, di Sekretariat HIPMI, baru-baru ini.
Ketua Bidang Industri HIPMI Solo, Liliek Setiawan, menambahkan Jepang menjadi pasar potensial bagi produk tanah air. Saat ini saja, pangsa pasar produk tekstil ke Jepang secara nasional mencapai 20 persen.
“Jepang menjadi pasar utama ekspor selain Amerika dan Uni Eropa. Dengan adanya Tsunami tentu akan sangat merugikan kita karena ekspor bisa stagnan,” pungkasnya.