Klaten – Petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah yang berkantor di Prambanan, Klaten hingga saat ini masih terus melakukan pemugaran situs-situs cagar budaya.
Di Klaten sendiri, pemugaran yang masih berlangsung di Candi Sojiwan. Candi ini terletak di Dukuh Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Candi Buddhis ini ditemukan pertama kali oleh penjelajah barat pada tahun 1813. Namun oleh BP3 Jateng, baru dipugar mulai tahun 1986 secara bertahap.
Saat ini candi bertinggi 27,5 meter, dengan lebar 21 meter persegi dengan areal tanah seluas 4000 meter persegi itu sudah memasuki tahap pemugaran kelima atau finishing.
Sekitar lima puluh pekerja secara terus menerus dikerahkan untuk memugar candi yang mempunyai ciri-ciri 20 relief di kaki candi tersebut.
Ketua pelaksana lapangan pemugaran Candi Sojiwan, Waliman menuturkan, relief tersebut tinggal 19 buah saja, relief candi itu berupa cerita fabel. “Namun sayang relief-relief tersebut sudah banyak yang rusak,” ujarnya.
Menurutnya, untuk memugar candi tidak hanya diperlukan dana yang besar dari APBN, namun juga pakar-pakar batu yang mumpuni.
Rabiman, salah seorang pakar batu yang juga petugas dari BP3 Jateng, mengaku sudah puluhan tahun menggeluti dunia bebatuan berbagai situs.
Menurutnya, untuk bisa menemukan pasangan relief-relief agar menjadi kesatuan yang utuh diperlukan keahlian tersendiri. “Apabila berhasil menemukan ada perasaan bangga dan lega, sehingga jerih payahnya tidak sia-sia,” katanya.
Sementara, data di BP3 Jateng, jumlah cagar budaya seluruh Jateng ada 1.577 buah. Untuk Klaten sendiri ada 77 buah situs, dua diantaranya sudah dirobohkan karena terkena gempa tahun 2006 yang lalu.