Klaten – Tidak hanya petani yang terkena dampak serangan hama wereng batang cokelat. Perajin pembuat peralatan pertanian dari besi atau biasa yang dikenal dengan pandai besi juga terkan efek dari petani yang gagal panen.
Bahkan, pesanan terhadap peralatan pertanian seperti sabit, cangkul, garbu keruk juga menurun drastis. Sehingga mereka mulai beralih untuk memproduksi peralatan lain agar tidak merugi.
Salah satu Pandai Besi di Desa Padas, Kecamatan Jatinom, Klaten, Yoto Saputro mengatakan, selama setahun terakhir pesanan peralatan pertanian sepi. Padahal jika memasuki musim panen dia sampai kewalahan untuk melayani permintaan dari petani.
“Maklum petani banyak yang gagal panen. Mereka memilih menunda pembelian peralatan pertanian sampai musim panen berikutnya. Jadi saat ini stok untuk peralatan pertanian cukup banyak,” ujar Yoto Saputro, di rumahnya, baru-baru ini.
Dia menambahkan, pemasaran saat ini menjadi kendala utama bagi puluhan perajin di Desa Padas. Karena banyak yang menumpuk produk kerajinan di rumah menunggu pembeli datang. Tidak banyak yang mereka lakukan untuk menjual produk tersebut. Karena perajin mengandalkan pelanggan yang sudah bertahun-tahun mengambil produk kerajinan mereka. Sehingga jika dijual ke luar khawatir akan mengecewakan pelanggan yang sewaktu-waktu mengambil barang.
“Kami memang sudah memiliki pelanggan masing-masing. Tapi untuk setahun terakhir barang yang diambil jumlahnya dikurangi. Berbeda dengan tahun–tahun sebelumnya kami sempat kewalahan melayani. Apalagi saat musim panen atau mengolah lahan, petani sering datang sendiri ke sini,” ungkapnya.
Puluhan perajin besi di Desa Padas memang sudah tersentuh moderninsasi. Mereka tidak lagi menggunakan tungku manual yang dipompa oleh manusia. Namun kini sudah ada mesin pemompa blower sehingga pemanasan untuk membentuk besi lebih mudah dilakukan.