Solo – Pesatnya perkembangan teknologi informasi tak ayal turut membuka pasar baru bagi dunia industri. Melalui sistem e-business, kini industri kreatif tanah air dapat “bergentayangan” memperlebar pasar di dunia maya.
Terkait hal ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) menggelar acara Pelatihan Open Source Software dengan mengusung tajuk “E-Business Produk Industri Kreatif Solo", di Solo Techno Park, Jebres, Rabu (21/9).
Pelatihan ini, menurut Pelaksana Tugas Kepala Disperindag Solo, A Kusdiarto, dilakukan dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif sesuai Inpres No. 6 Tahun 2009. Dikatakan, ada 14 subsektor industri kreatif yang mendapat perhatian pemerintah, salah satunya kerajinan.
Saat ini hasil kerajinan domestik banyak diminati pasar Jepang dan negara-negara Timur Tengah. “Mengingat peluang ini, sudah saatnya para pelaku industri kreatif Solo meningkatkan kemampuannya menguasai IT (teknologi informasi-red). Mereka dapat memanfaatkan FOSS (Free Open Source Software-red) untuk mengembangkan usahanya melalui internet,” kata Kusdiarto, ketika ditemui wartawan, usai memberi sambutan acara.
Di era globalisasi ini, lanjut dia, perkembangan industri kreatif harus didukung kemampuan penguasaan IT. Ini cukup penting dalam rangka pengembangan pasar melalui media internet.