Solo – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo saat ini sedang mewaspadai siklus lima tahunan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Siklus tersebut diperkirakan akan terulang tahun depan, setelah sebelumnya menalami puncak pada 2008 silam.
Dari catatan DKK, puncak siklus lima tahunan DBD pada tahun 2008 silam di kota Solo terdapat 828 kasus. Dalam kurun waktu tersebut, 12 orang diantaranya meninggal dunia. Diperkirakan, 2013 mendatang siklus tersebut akan berulang, sehingga perlu adanya tindakan untuk melakukan pencegahan dini terhadap penyebaran penyakit tersebut.
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, salah satu cara yang efektif untuk meminimalisasi penyebaran penyakit DBD adalah dengan memutus mata rantai kembang biak nyamuk penyebar DBD. “Yang paling penting dalam penanggulangan DB adalah peran serta masyarakat,” katanya kepada wartawan, di Solo, Senin (6/2).
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Titiek Kadarsih mengatakan, upaya yang dilakukan DKK untuk melakukan penanggulangan penyebaran DBD, salah satunya dengan abatisasi. “Upaya abatisasi massal dua kali dalam sebulan sudah bisa berjalan,” katanya.
Menurutnya, selama ini partisipasi masyarakat sudah berjalan dengan baik. “PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) sudah bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Selama kurun waktu dua tahun terakhir ini, jumlah penderita DBD di Kota Solo cenderung turun. Dari data DKK, pada tahun 2010 terdapat 533 kasus DBD dengan tingkat kematian sebanyak 4 jiwa. Sedangkan tahun 2011 turun menjadi 95 kasus dengan jumlah kematian hanya 1 orang. Sementara sampai dengan awal Pebruari 2012, baru ditemukan 1 kasus saja.