Solo – Untuk menghindari terulangnya insiden satwa buas ucul atau lepas dari kandangnya, pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) melakukan beberapa langkah antisipasi. Di antaranya, dengan melengkapi tiap kandang dengan pintu ganda (2 pintu). Pemasangan pintu ganda dilakukan terhadap semua kandang satwa buas yang berada di dalam kebun binatang tersebut. Sekadar mengingatkan, baru-baru ini TSTJ geger karena seekor singa ucul (lepas) dari kandangnya dan sempat menggigit hingga mati onta.
Direktur Utama (Dirut) TSTJ Lilik Kristianto mengatakan, selain melakukan penguatan kandang binatang buas, pihaknya juga melakukan rotasi terhadap sejumlah posisi, terutama pada divisi konservasi. “Terutama yang berfokus pada controlling keeper dan perawatan satwa, sesuai dengan rekomendasi DPRD saat melakukan kunjungan beberapa waktu lalu,” kata Lilik kepada wartawan, di Solo (6/2).
Sebelumnya, antara controlling keeper dengan bidang konservasi masih berada di dalam satu divisi. Namun rencananya, kedua bidang tersebut akan dipisahkan masing-masing menjadi satu divisi. Nantinya setiap keeper akan diupayakan mempunyai kemampuan untuk menangani hewan lainnya selain yang ia tangani sehari-hari.
Hal ini dimaksudkan agar semua keeper memiliki kemampuan yang rata dan bisa mengkaver keeper lain saat berhalangan. Seperti diketahui, keeper yang dimiliki oleh TSTJ terbilang minim. Untuk hewan buas saja, tiap keeper mengkaver beberapa hewan di beberapa kandang.
Dalam waktu dekat, pengelola TSTJ juga akan melakukan beberapa perombakan lainnya. “Rencananya akan menambah dokter hewan, marketing dan keuangan,” tuturnya. Tapi yang paling penting menurutnya, akan lebih terfokus pada bagian konservasi.