Solo — Negara harus diselamatkan melalui penanaman nilai-nilai yang ada pada Paku Buwono X (PB X), nilai-nilai dimana PB X sebagai raja tidak hanya visioner tetapi juga implemetatif. Demikian disampaikan Mayjen (Pur) Saurip Kadi, salah seorang penggagas Dewan Penyelamat Negara (Depan) pada Deklarasi Dewan Penyelamat Negara (Depan), Minggu (19/2), di Bangsal Sitihinggil, Keraton Surakarta.
Deklarasi Depan sekaligus mangayubagyo pengangkatan SISKS PB X sebagai Pahlawan Nasional. Deklarasi dihadiri beberapa tokoh antara lain Justiani, Pong Harjatmo, Hatta Taliwang, Firman Thendry dan lainnya. Deklarasi dilanjutkan dengan pagelaran wayang dengan lakon Petruk Dadi Ratu dengan dalang KGPH Puger dan Ki Mas Ngabehi Soenarno Dwidjo Diprojo
Menurut Saurip Kadi, negara telah salah kelola sebagai akibat sistem yang salah. Oleh karenanya Saurip meminta ganti rezim ganti sistem. PB X di masa lalu rajin turun meminta dukungan rakyat untuk melawan penjajah sehingga ketika berhadapan dengan penjajah tidak sendiri. Hal itulah yang mesti dicontoh saat ini ketika kita merasa dalam ketertindasan oleh bangsa sendiri dengan sistem yang ada maka saatnya meminta dukungan rakyat untuk melawan rezim dengan sistem yang menjajah rakyat sendiri.
Terkait Depan, sebagai organisai tanpa bentuk dan terbuka bagi semua yang ingin menyelamatkan negara. Depan mengajak seluruh warga negara yang punya keinginan meyelamatkan negara untuk sama-sama bersinergi menyongsong zaman baru dengan sistem baru. Sistem baru akan terwujud manakala rezim ditumbangkan. “Sistem dan pemerintahan telah mendholimi rakyat. Untuk itulah Depan ingin menyelamatkan negara,” tandas Saurip Kadi.