Wonogiri – Kecamatan Kismantoro, Wonogiri memiliki komoditas pertanian berupa tanaman cabai keriting dan cabai rawit. Lantaran itu, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DipertanTPH) setempat menjadikan wilayah itu sebagai sentra cabai.
“Sudah sejak lima tahunan terakhir ini hortikultura mulai kami kembangkan. Tujuannya agar mampu meningkatkan penghasilan masyarakat, dan warga mendapatkan pilihan. Seperti di daerah Kecamatan Ngadirojo, Girimarto, Jatipurno menjadi sentra buah. Kecamatan Karangtengah dan Batuwarno menjadi sentra sayur. Kecamatan Selogiri, Sidoharjo, Baturetno dan sebagian lain menjadi sentra padi, serta tanaman cabai di Kecamatan Kismantoro,” ungkap Kepala Dipertan TPH Kabupaten Wonogiri, Guruh Santoso, Jumat (16/3).
Menurutnya, warga di Kecamatan Kismantoro telah menanam cabai sejak tahun 2007 di luasan tanah 15 hektare (ha). Cabai-cabai tersebut ditanam petani di daerah atas (ketinggian 400-850 m dpl), lahan tegalan dan sebagian sawah di lereng-lereng pegunungan. Total lahan cabai mencapai 112 ha. “Dalam kurun waktu empat tahun, luas lahan tanaman cabai mencapai 112 hektare, terdiri dari 104 hektare tanaman cabai kriting dan 8 hektare tanaman cabai rawit,” paparnya.
Cabai jenis keriting banyak ditanam di 5 Desa yakni Bugelan (42 ha), Plosorejo (27 ha), Pucung (18 ha), Lemahbang (15 ha), dan Kismantoro (2 ha).
Di saat harga cabai melambung tinggi di pasaran beberapa waktu lalu, petani-petani cabai di Kismantoro merasakan imbasnya juga. Hasil panen petani cabai Kismantoro yang melimpah ditambah harga jual cabai cenderung tinggi, mendatangkan keuntungan besar bagi petani.
Kendati demikian, Ia berharap petani cabai tidak hanya termotivasi harga tinggi saat menanam. Tapi menyarankan kepada petani untuk tetap kontinyu menanam cabai sehingga harga di pasaran stabil. “Yang penting lombok ada setiap saat, setiap musim, karena kita mengarahkan untuk menanam dengan teknologi budidaya cabai secara sehat,” ujarnya.