Boyolali — Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal April nanti mendapat reaksi keras dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) Boyolali. Mereka mengancam akan mengelar aksi turun ke jalan bila pemerintah pusat tetap menaikan harga BBM.
Ketua SPN, Wahono mengaku, anggota SPN yang terdiri dari ribuan buruh akan melakukan aksi turun ke jalan menentang kebijakan pemerintah pusat terkait kenaikan harga BBM. ”Kami sudah siap turun ke jalan, apapun itu, kami menentang rencana kenaikan harga BBM,” ungkap Wahono, Minggu (18/3).
Kenaikan harga BBM akan berdampak besar bagi buruh, terutama kelas menengah ke bawah. ”Kalau harga BBM jadi naik, itu ancaman besar bagi buruh, karena akan semakin memperlebar PHK,” tandasnya.
Parahnya lagi, kenaikan upah di Boyolali awal tahun ini, nilainya tidak sebanding dengan efek kenaikan harga BBM. ”Upah minimun Kabupaten Boyolali naiknya hanya Rp 35.500. Jika harga BBM jadi naik, imbasnya sangat besar, semua kebutuhan pokok akan ikut naik, penghasilan sebulan tidak akan mencukupi,” ujar Wahono.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tersebut hanya akan menambah kesengsaraan bagi buruh. Selain itu juga menambah kemiskinan baru. Terlebih yang dikhawatirkan adalah sejumlah perusahaan telah menunjukkan sinyal akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). (byl)